Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mulai melirik peluang pengolahan monasit menjadi senyawa mineral tanah jarang dan unsur radioaktif.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Trenggono Sutioso bilang pembangunan pabrik pengolahan direncanakan dilakukan di Pulau Bangka. "Sedang finalisasi Feasibility Study (FS) dan desain pabrik pengolahan," ujar Trenggono ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/6).
Trenggono belum mau merinci seputar besaran investasi proyek tersebut dan kapasitas produksi yang direncanakan. Namun, ia menyebut TINS menargetkan konstruksi dapat dimulai pada awal tahun depan.
"Pengolahan akan dikembangkan untuk menghasilkan senyawa tanah jarang," jelas Trenggono. Bahkan ia menyampaikan TINS telah menggandeng strategic partner untuk mengembangkan senyawa tanah jarang menjadi produk yang lebih hilir untuk bahan baku magnet permanen, cat anti radar untuk kapal dan logam panduan.
Menyadari semakin tingginya kebutuhan pasar akan logam tanah jarang, TINS terus berupaya mempercepat dan berinovasi dalam hilirisasi produk logam tanah jarang.
Di sisi lain, Trenggono menyinggung soal dukungan peraturan dari pemerintah. "Pengolahan monasit yang merupakan mineral radioaktif jelas butuh dukungan peraturan," ujar Trenggono.
Lebih lanjut Trenggono bilang cadangan produk mineral monasit jumlahnya cukup signifikan. Nantinya jika proyek konstruksi berjalan lancar, TINS berencana menggunakan produk senyawa RE Carbonat yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. "Tentu kita akan lakukan pengembangan lebih lanjut untuk produk yang lebih hilir," tandas Trenggono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News