Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Edi Nursalam menilai sampai saat ini layanan bus transjakarta masih menjadi acuan utama bagi modernisasi Transportasi publik di Jakarta. Namun di sisi lain, kata dia, citra layanan bus transjakarta mengalami keterpurukan akibat seringnya mengalami masalah.
Edi pun menilai PT Transjakarta perlu melakukan berbagai inovasi agar layanan bus rapid transit (BRT) pertama di Indonesia itu kembali mendapat kepercayaan masyarakat Jakarta.
"PT Transportasi Jakarta harus kaya inovasi. Tidak boleh hanya mengandalkan pendapatan perusahaan dari tiket, tapi juga dari bisnis lain, seperti penjualan iklan, penggunaan halte untuk lahan komersil dan lain sebagainya," kata Edi saat dihubungi Senin (10/11/2014).
Menurut Edi, inovasi mutlak diperlukan. Pasalnya, sebagai sebuah BUMD, PT Transjakarta dituntut untuk harus bisa menghasilkan keuntungan dan tidak lagi harus mengharapkan subsidi dari pemerintah daerah.
"Perlahan-lahan kan nanti Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi subsidi ke BUMD," ujar Edi.
Lebih lanjut, Edi menganggap hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan oleh PT Transjakarta adalah memastikan jalur busway steril dari penyerobotan. Menurut Edi, penyerobotan menyebabkan layanan transjakarta tak optimal.
Ia menilai sterilisasi disertai peningkatan armada bus dapat memotong waktu tunggu di halte. "Selama ini kan bus yang penuh sesak ditambah dengan waktu tunggu bus yang lama itu yang bikin penumpang merasa tidak nyaman," tukas Edi.
Seperti yang diberitakan, pada Senin pagi tadi PT Transjakarta meluncurkan logo baru. Peluncuran logo baru dibarengi dengan pemberlakuan tarif promo sebesar Rp 10 yang diperuntukan bagi para penumpang yang telah menggunakan tiket elektronik.
Sementara dalam upaya memperbanyak jumlah bus, berdasarkan dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Pemprov DKI telah menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk pembelian bus pada tahun 2015. Dana tersebut akan disuntikan ke PT Transjakarta melalui mekanisme penyertaan modal pemerintah (PMP). (Alsadad Rudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News