kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTDI berencana produksi pesawat N-245


Selasa, 14 Maret 2017 / 12:14 WIB
PTDI berencana produksi pesawat N-245


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan manufaktur pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (Persero) berencana mengembangkan produksi pesawat jenis baru N-245. Namun, proyek pengembangan dari pesawat CN-235 tersebut masih terkendala pendanaan.

Meski begitu, Budiman Saleh, Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (PTDI), bilang, pemerintah telah menjadikan N-245 menjadi proyek strategis nasional. "Untuk pengembangan membutuhkan waktu dua tahun," kata Budiman kepada KONTAN, Jumat (10/3)

Meski masuk daftar proyek strategis nasional, pembiayaan proyek belum ada kepastian. Tak hanya itu, PTDI juga belum mendapatkan calon pembeli pesawat yang direncanakan bisa mengangkut penumpang lebih banyak dari generasi CN-235.

Maka, Budiman berharap, dalam waktu dekat ada kejelasan pendanaan serta calon pembeli. Saat ini, PTDI tidak hanya mengerjakan pesanan pesawat dalam negeri saja, melainkan juga ekspor ke beberapa negara.

Tahun ini, PTDI ekspor pesawat ke Afrika lewat mitra A.D. Trade Ltd. Nantinya, A.D. Trade Ltd akan memasarkan pesawat PTDI di sejumlah negara di Afrika. Saat ini ada empat tipe pesawat tipe CN-235 yang akan ekspor. Satu dikirim ke Senegal, satu untuk Burkina Faso dan satu ke Republik Guinea. "Nilai pesawat sekitar US$ 25 juta per unit," jelas Budiman.

Budiman bilang, pihaknya memilih A.D Trade Ltd sebagai perpanjangan tangan pemasaran pesawat karena perusahaan tersebut menguasai 1/3 pasar negara Afrika. "Kementerian Perindustrian juga meminta nanti tidak hanya pesawat yang ekspor, tetapi juga kapal militer," tutur budiman.

Selain ekspor ke Afrika, tahun ini PTDI akan mengekspor pesawat NC-212i. Dua unit di ekspor ke Thailand dan tujuh unit di ekspor ke Filipina. Harga satu unit NC-212i sekitar US$ 12 juta.

Gaby Peretz, Presiden Direktur A.D. Trade Ltd, bilang, pasar pesawat di Afrika cukup besar. Sementara, penetrasi pesawat Indonesia belum terlalu besar. "Indonesia punya industri dan pengalaman yang bagus. Saya percaya tak hanya PTDI tetapi industri lain bisa masuk," kata Gaby, saat ditemui di Kementerian Perindustrian, Rabu (8/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×