kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,89   6,14   0.68%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTDI gaet EADS bikin pesawat


Rabu, 23 Februari 2011 / 16:22 WIB
PTDI gaet EADS bikin pesawat
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada b


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Dirgantara Indonesia menggandeng European Aeronautic Defense and Space Company (EADS) dalam kerjasama alutsista. Perusahaan patungan Prancis, Jerman, Spanyol dan Italia itu bakal membantu PT Dirgantara Indonesia (DI) dalam proyek pembuatan pesawat C295.

"Belum ada pemesanan. pesawat ini masih kita tawarkan kepada TNI," ujar Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Budi Santoso, Rabu (23/2).

Meski begitu, Budi optimistis mampu mendapatkan kontrak pembuatan pesawat dari TNI. Sebab, TNI berancang-ancang akan membuat pesawat baru jenis C295 untuk menggantikan pesawat fokker 27 yang usianya sudah tua. Menurut Budi, kongsi PTDI dan EADS mampu membuat pesawat C295 sekitar 12 pesawat per tahun.

C295 merupakan pesawat kemiliteran yang mampu menjalankan berbagai fungsi, terutama untuk keperluan patrol maritime. Pesawat ini juga bisa berfungsi sebagai pesawat angkut ringan, yang mampu mengangkut personel militer hingga 70 orang.

Selain kerjasama untuk membuat pesawat C295, PTDI dan EADS juga bekerjasama untuk membuat pesawat Casa 212. EADS, kata Budi merelokasi pabrik pembuatan pesawat Casa 212 dari Spanyol ke Bandung untuk efisiensi biaya.

"Prosesnya sudah sekitar dua tahun untuk relokasi pabrik ini. Tahun ini kita akan selesaikan pesawat casa 212 yang akan dikirim ke Thailand dan Vietnam," terang Budi.

Restrukturisasi bisnis

PTDI saat ini masih melakukan pembahasan dengan Perusahaan Pengelola Aset dan meminta persetujuan pemegang saham, yakni Kementerian BUMN.

Nantinya PTDI tidak akan mengandalkan kontrak pembuatan pesawat dari TNI ataupun Kementerian Pertahanan. "Kita dibantu oleh PPA untuk restrukturisasi bisnis karena tidak mungkin PTDI hidup hanya dengan mengandalkan kontrak alutsista," jelas Budi.

Untuk kebutuhan dana restrukturisasi, Budi masih belum mau menyebutkan berapa besar. "Masih di evaluasi dan dihitung lagi, nanti dua minggu lagi baru ketahuan setelah kita lapor dulu ke Menteri," terang Budi.

Dengan kucuran dana dari PPA, Budi sangat berharap akan membantu permodalan PTDI untuk membuat pesawat dan menambah kapasitas. Karena mesin-mesin dari pabrik yang ada saat ini produktivitasnya cukup rendah.

"Program restrukturisasi sekitar satu bulan lagi. Kita tidak bisa menunggu lagi. Kalau lebih dari enam bulan maka PTDI bisa tutup," pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×