Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mematangkan rencana pengoperasian pabrik bioetanol. Apalagi sudah ada calon pembeli yang bersedia memborong bioetanol buatan PTPN X.
Menurut Djoko Santoso, Sekretaris Perusahaan PTPN X, PT Pertamina bersedia memborong bioetanol dari pabrik milik PTPN X. Sudah begitu, Pertamina mengaku sanggup membeli bioetanol PTPN X dengan harga bagus. "Ini yang membuat kami tertarik mengembangkan bisnis bioetanol," ungkap Djoko kepada KONTAN, Rabu (15/2).
Wakil Presiden Komunikasi Pertamina, Mohammad Harun, menyatakan, bioetanol dari PTPN X ini menjadi bahan baku pembuatan bahan bakar yang ramah lingkungan. "Bioetanol ini menjadi bahan baku biopertamax dan biopremium," tutur Harun.
Menurutnya, penggunaan energi terbarukan ini bisa menghemat 2,5%-5% dari jumlah bahan bakar fosil. Pertamina akan menjual harga biopremium setara dengan harga premium, begitu pula dengan harga biopertamax akan sama dengan Pertamax.
PTPN X berharap akhir tahun nanti sudah bisa mengoperasikan pabrik tersebut. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas delapan hektare (ha) di Kecamatan Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur. Pabrik bioetanol ini memiliki kapasitas produksi 30.000 kiloliter (kl) per tahun.
Harga terus naik
Djoko menjelaskan, tahun lalu, harga bioetanol sekitar Rp 9.000 per liter sementara biaya produksinya Rp 5.400 per liter. Jika seluruh kapasitas produksi terpakai dan Pertamina benar-benar memborong semuanya, PTPN X berpotensi mendapat Rp 270 miliar per tahun dari penjualan bioetanol.
Pendapatan PTPN X berpotensi terus melejit seiring kenaikan harga bioetanol. "Harganya semakin lama makin naik, bisa mencapai Rp 15.000 per liter," lanjut Djoko.
Pabrik bioetanol ini akan memanfaatkan bahan baku dari tetes gula sisa atau molases dari produksi gula. Pada 2011, rata-rata rendemen atau sari tebu yang bisa diolah menjadi gula hanya sebesar 7,15%, sedangkan sisanya hanya menjadi limbah. Sisa tebu inilah yang nantinya diolah menjadi molases.
Tahun lalu, pabrik PTPN X mampu memproduksi 446.494 ton gula. Dari jumlah tersebut, jumlah molases berkisar 105.000 ton hingga 115.000 ton. Sebelum ada pabrik bioetanol, PTPN X menjual molases ke industri lain seperti kosmetik dan farmasi dengan harga Rp 1 juta per ton.
Dengan ekspansi ini, PTPN X berharap pendapatan tahun ini bisa menyentuh Rp 2,5 triliun, tumbuh 19% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp 2,1 triliun. "Pembangunan pabrik akan mendongkrak laba 20% dari tahun sebelumnya," tutur Djoko.
Pembangunan pabrik bioetanol ini merupakan hasil kerjasama PTPN X dengan The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO). Pabrik ini menelan dana investasi sekitar Rp 460 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News