kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTPN X revisi produksi gula


Rabu, 21 Agustus 2013 / 08:27 WIB
PTPN X revisi produksi gula
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan ATM Bank Mega di Jakarta, Rabu (10/6/2020). Per 3 Juni 2020. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X agaknya tak bisa mencapai target produksi gula tahun ini. Semula, perusahaan perkebunan plat merah ini membidik target produksi gula sebanyak 538.000 ton. Kini, PTPN X optimis produksi gulanya hanya m akan bisa mencapai sekitar 500.000 ton.


"Mudah-mudahan bisa diselamatkan produksi jadi sekitar 500.000 ton," kata Cholidi, Sekretaris Perusahaan PTPN X saat dihubungi, kemarin.


Perkiraan produksi ini masih lebih tinggi dari pencapaian produksi gula PTPN pada tahun lalu. Sepanjang tahun 2012, PTPN X mampu memproduksi gula sebanyak 494.000 ton.


Penyebab utama tak capai target produksi gula PTPN X adalah rendahnya rendemen tebu karena pengaruh musim kemarau basah. Persoalan rendahnya rendemen ini, selain berdampak terhadap produksi gula perusahaan negara tersebut, juga mengganggu pasokan tebu dari petani.


Contohnya terjadi di dua unit pabrik milik PTPN X, yakni Pabrik Gula (PG) Djombang dan PG Tjoekir Diwek. Petani meminta supaya pabrik gula membeli tebu dengan harga jaminan rendemen 8%. Namun pihak pabrik hanya berpegang pada rendemen tebu petani antara 4% hingga 5%. Akibatnya, petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Jombang melakukan boikot tidak mengirim tebu untuk dua unit PG milik PTPN X tersebut sejak Rabu (14/8) selama empat hari.


Soal jaminan harga rendemen tebu sebesar 8%, Cholidi bilang sudah berbicara dengan petani. PTPN X tidak bisa menjamin harga rendemen 8%. Namun, ia meyakinkan kepada petani pada akhir tahun ini, rendemen tebu akan naik karena mereka memasuki musim kemarau.


"Sekarang mereka (petani) sudah mulai melakukan tebang tebu dan pasok lagi ke pabrik," kata Cholidi.


Soemitro Samadikun, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan, kondisi saat ini petani dirugikan oleh rendahnya rendemen tebu. Perbedaan patokan angka rendemen itu akan berdampak kepada pendapatan petani.


Soemitro menghitung, pada tingkat rendemen 6% untuk per 100 ton tebu, harga gula dipatok Rp 9.500 per kilogram (kg). Dari lelang gula, petani mendapatkan pendapatan sebesar Rp 37,6 juta. Sedangkan pada rendemen 7% untuk per 100 ton tebu dengan perhitungan harga yang sama, pendapatan petani bisa mencapai Rp 43,9 juta. "Bandingkan selisihnya," pungkas Soemitro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×