Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
jakarta. PT PP Tbk (PTPP) telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 7,5 triliun sepanjang Januari-Mei 2013. Hingga akhir 2013, BUMN konstruksi ini menargetkan bisa menjaring kontrak baru hingga Rp 1,97 triliun.
Mayoritas proyek yang diperoleh adalah proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi alias engineering, procurement and construction (EPC) dan proyek konstruksi. Betty Ariani, Sekretaris Perusahaan PTPP mengatakan, bulan lalu, perusahaan barhasil memperoleh empat kontrak baru.
"Nilainya sekitar Rp 1,91 triliun," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (18/6). Kontrak itu, lanjut dia, terdiri dari proyek EPC milik PLN di Tanjung Uncang, Batam. Nilai proyek ini mencapai Rp 1,1 triliun.
Proyek yang memiliki kapasitas 110 mega watt (MW) itu, dijadwalkan akan memakan waktu pembangunan selama dua tahun. Jadi, proyek EPC itu ditargetkan rampung pada 2015 mendatang.
Selanjutnya, PTPP juga mendapatkan proyek pembangunan pelabuhan milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Pelabuhan ini berlokasi di Cilegon. Proyek ini ditaksir bernilai Rp 110 miliar. Menurut jadwal, proyek milik BUMN baja tersebut akan rampung pada akhir 2014.
Di bidang infrastruktur, PTPP telah memenangkan proyek pembangunan satu paket jalan tol Cikampek-Palimanan. Proyek bernilai
Rp 454 miliar itu, diharapkan kelar pada 2015 nanti.
Kinerja Semester I
Dalam waktu dekat, PTPP juga akan menggarap proyek pembangunan jalan di Timor Leste. Proyek yang baru saja diperoleh PTPP itu bernilai sekitar Rp 246 miliar.
Menurut Betty, saat ini pihaknya tengah mengincar sejumlah proyek yang mayoritas merupakan proyek kontstruksi. Namun, ia belum mau menjelaskan secara mendetil terkait hal ini.
Ia hanya bilang, hingga semester I-2013, perusahaan menargetkan bisa menggenggam kontrak baru hingga Rp 9 triliun. Selain proyek konstruksi dan EPC, PTPP juga berharap memperoleh berkah dari proyek properti.
Seperti diketahui, selain sebagai kontraktor, PTPP juga menggeluti bisnis properti. Sampai dengan Mei 2013, perusahaan berhasil mengantongi fulus sebesar Rp 134 miliar dari hasil penjualan Grand Slipi. Ini merupakan gedung perkantoran milik PTPP.
Betty memproyeksikan, pendapatan PTPP sampai dengan Juni 2013 bisa meningkat hingga 55,33% dibanding Juni 2012. Pada enam bulan pertama tahun lalu, pendapatan PTPP sebesar Rp 2,02 triliun. Berarti, di semester I-2013 ini, manajemen PTPP berharap pendapatan bisa menyentuh angka Rp 3,2 triliun.
Sementara laba bersih diperkirakan tumbuh hampir dua kalilipat dari pencapaian tengah tahun lalu menjadi Rp 120 miliar. Adapun di semester I-2013, laba bersih PTPP sekitar Rp 64,86 miliar. Hingga akhir tahun, PTPP menargetkan bisa membukukan laba bersih sebesar Rp 370 miliar, atau meningkat 20% dibandingkan dengan perolehan laba bersih tahun lalu. Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menurut Betty, tidak akan banyak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Pasalnya, perusahan sedang menyiapkan strategi efisiensi guna menekan pos beban, terutama biaya transportasi. "Saat ini, masih dalam proses evaluasi," tutur Betty. Yang jelas, ia optimistis, PTPP mampu mencapai target kinerjanya di tahun ini.
Tambahan informasi, perusahaan konstruksi pelat merah ini akan membentuk dua anak usaha baru. Kedua anak usaha PTPP itu akan fokus di bisnis properti dan produksi beton pracetak. Pembentukan lini bisnis anyar ini untuk memperkuat usaha konstruksi yang menjadi lini bisnis utama perusahaan.
Perusahaan sudah menyiapkan modal sekitar Rp 100 miliar untuk pembentukan dua perusahaan baru. Unit properti bakal mendapat kucuran modal Rp 70 miliar. Sedang pabrik beton pracetak mendapatkan dana Rp 30 miliar. Perusahaan beton PTPP nantinya akan memasok kebutuhan beton pracetak ke PTPP dan pihak ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News