Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pariwisata di Puncak, Bogor, Jawa Barat merosot tajam akibat penutupan jalur wisata kawasan itu. Kerugian pebisnis akibat penutupan jalur Puncak selama lebih dari dua minggu akibat longsor itu ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Salah satu tempat wisata yang terkena imbasnya adalah Taman Safari Indonesia. Menurut Kepala Bagian Humas Taman Safari Indonesia, Yulius Suprihardo, jumlah pengunjung ke taman wisata langsung tergerus 60%. "Otomatis pendapatan tiket masuk juga turun 60%," katanya kepada KONTAN, Rabu (21/2).
Penurunan drastis jumlah pengunjung ke area wisata tersebut tak lepas dari longsor di kawasan Puncak pada 5 Februari 2018. Maklum, pemerintah menutup jalur Puncak sekitar 16 hari, sehingga arus kunjungan ke Taman Safari ikut terpangkas
Meski jumlah pengunjung turun drastis, manajemen Taman Safari tidak memberikan potongan tarif masuk. Manajemen taman wisata ini tetap membanderol tarif masuk normal yakni Rp 180.000 per orang serta tarif parkir
Rp 20.000 per kendaraan.
Dalam kondisi normal, menurut Yulius, Taman Safari dikunjungi ribuan pengunjung per hari di hari biasa. Saat akhir pekan tiba, jumlahnya bisa melonjak lebih dari dua kali lipatnya. Sayang, ia tidak merinci jumlah pendapatan Taman Safari maupun angka pasti jumlah pengunjungnya.
Untunglah, kondisi ini kemungkinan besar tidak berlangsung lama lagi. Kabar yang sampai KONTAN, jalur Puncak, terutama dari Gunung Mas menuju Cisarua sudah dibuka kembali meski terbatas untuk kendaraan kecil non bus.
Manajemen Taman Safari pun langsung bergerak cepat dengan memasang papan reklame di jalan tol Jagorawi ke arah Ciawi yang menyebut jalur ke Taman Safari Indonesia sudah lancar. "Kami juga sosialisasi via media sosial resmi, petugas juga turun langsung di lapangan untuk memberi informasi lebih lanjut," ujar Yulius lebih lanjut.
Selain Taman Safari, pebisnis hotel merana. Vivi Herlambang, Director Business Development and Sales Marketing Sahid Hotels & Resort mengungkapkan, banyak rombongan tamu menunda menginap di salah satu hotel kelolaannya di Puncak yakni Sahid Eminence. "Banyak grup yang cancel," kata dia kepada KONTAN, Rabu (21/2).
Lokasi Sahid Eminence berada di Cipanas, Jawa Barat.
Para tamu nyaris tak bisa menjangkau hotel tersebut karena akses ditutup.
Ia memproyeksikan, total kerugian akibat pembatalan kunjungan bisa mencapai Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar lebih. Imbasnya, pendapatan hotel Sahid Eminence pun tergerus hingga 60%.
Sebagai gambaran, Sahid Eminence memiliki sekitar 389 unit kamar. "Sebelum kejadian, tingkat okupansi kami rata-rata sekitar 60%. Setelah ada musibah longsor, tingkat okupansi di hotel ini menjadi hanya 25%," tuturnya.
Meski begitu, manajemen Sahid Hotels berupaya memasarkan dan mempromosikan hotel tersebut untuk memulihkan kembali tingkat hunian hotel. Caranya adalah dengan memberi panduan arah kedatangan dari Bandung. Selain itu, kata Vivi, manajemen Sahid Eminence aktif memberikan informasi terkini mengenai perkembangan jalur yang longsor. "Dari info akan mulai dibuka untuk mobil pribadi saja," katanya.
Omega Hotel Management (OHM) juga menderita kerugian akibat penutupan jalur Puncak. Menurut Kurnia Sukrisna, Chief Operating Officer OHM, Alfa Resort Cisarua, salah satu hotel kelolaan OHM, terdampak penutupan jalur Puncak, tanpa menjelaskan detil kerugiannya.
Untunglah, saat libur panjang beberapa hari lalu masih ada pengunjung. "Long weekend masih lumayan walaupun tetap menurun dibanding biasanya," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News