Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. QL Group berhasil mendongkrak produksi telur pada tahun ini. Perusahaan patungan antara QL Resources Berhad asal Malaysia dan CV Trimitra ini telah meningkatkan populasi ayam petelur hingga mencapai 60% dari total kapasitas terpasang kandang sebesar 1,6 juta ekor.
Cecep Mochamad Wn, Chief Operating Officer (COO) QL Group, mengatakan, meski masih tergolong pemain baru, produksi telur perusahaannya terus mengalami peningkatan. "Produksi telur saat ini sudah mencapai 30 ton per hari," katanya, Rabu (31/10).
Jika dibandingkan dengan rata-rata produksi telur di kuartal sebelumnya, produksi telur QL Group memang meningkat. Pada kuartal I-2012, perusahaan ini memproduksi telur rata-rata 15 ton per hari dan menjadi 20 ton per hari pada kuartal II-2012.
Dengan produktivitas rata-rata 30 ton per hari pada kuartal III-2012, QL Group memperkirakan, produksi pada kuartal terakhir tahun ini mencapai 35 ton per hari.
50 ton per hari
QL adalah salah satu produsen telur dan pakan ternak terbesar di Malaysia. Situs perusahaan ini menyebutkan, saat ini, QL mengoperasikan delapan peternakan terintegrasi di Malaysia, Indonesia, dan Vietnam. Selain memproduksi telur, QL juga berkecimpung dalam bisnis ikan olahan dan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Dalam bisnis perkebunan kelapa sawit di Indonesia, perusahaan ini memiliki dan mengelola 40.000 hektare (ha) lahan di Kalimantan Timur. Sampai September 2009, dari 40.000 ha lahan perkebunan yang dimiliki, seluas 15.000 ha telah ditanami sawit.
Untuk bisnis peternakan, QL memiliki kandang unggas di Cianjur, Jawa Barat. Menurut Cecep, saat ini QL Group telah memiliki dua kandang penetasan telur dengan masing-masing luas lahan mencapai 22 ha. Tiap kandang tersebut memiliki kapasaitas terpasang sebanyak 800.000 ekor ayam.
Tahun depan, QL menargetkan peningkatan produksi telur mencapai 50 ton per hari. Produksi akan mampu digenjot seiring dengan populasi ayam petelur yang sudah mencapai 100% kapasitas terpasang. "Karena itu, hingga 2015 kita belum ada rencana ekspansi penambahan kandang baru," ujar Cecep.
Selain memproduksi telur, QL juga memiliki bisnis pembibitan ayam atau day old chicken (DOC) berkapasitas 1,8 juta ekor per bulan. Dari jumlah itu, sebanyak 80% digunakan untuk internal perusahaan dan sisanya dijual.
QL juga sudah bekerjasama dengan 100 peternak ayam broiler. Sekadar catatan, saat ini harga DOC dan ayam broiler rendah, DOC dikisaran Rp 1.250 per ekor, sedangkan broiler Rp 12.500 per kg.
Namun untuk harga telur, menurut Cecep, masih lebih tinggi 11,5% dibandingkan awal tahun lalu. Saat ini harga telur produksi QL Group sekitar Rp 14.000-Rp 14.500 per kg, lebih tinggi dibanding awal tahun lalu dikisaran Rp 13.000 per kg. "Karena harga pakan naik," katanya. Perlu diketahui, harga jual telur QL lebih mahal Rp 500 dibanding harga pasaran.
Hartono, Ketua Umum Pusat Informasi Pasar (Pinsar) Unggas, mengakui, potensi pasar telur dan ayam di Indonesia sangat besar sehingga memikat investor. "Jumlah penduduk banyak, pasti menarik investasi," katanya.
Banyaknya investasi baru yang masuk di bisnis peternakan unggas, tentu membuat harga ternak menjadi lebih murah. Namun, di sisi lain, pasokan bahan baku juga ikut terjamin lantaran banyaknya perusahaan yang bermain.
Menurut Hartono, agar investor asing tidak mematikan pengusaha lokal, harus ada kebijakan yang mengatur kepemilikan saham. "PMA asing harus menggandeng pengusaha lokal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News