Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan akuakultur asal Indonesia, eFishery berhasil meraih pendanaan Seri D senilai US$ 200 juta (sekitar Rp3 triliun).
Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi target perusahaan dalam mengembangkan komunitas pembudidaya di Indonesia, serta meningkatkan transaksi pakan ikan dan ikan segar di eFishery.
Ronde pendanaan seri D dipimpin oleh 42XFund - perusahaan manajemen investasi global asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang didukung oleh Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KWAP) - perusahaan dana pensiun terbesar asal Malaysia, responsAbility (rA) - perusahaan manajemen aset asal Swiss, 500 Global - perusahaan modal ventura multitahap, serta beberapa investor baru lainnya.
Investor awal seperti Northstar, Temasek, dan Softbank juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini.
Sementara itu, Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat pendanaan secara eksklusif. Investasi terbaru ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekosistem akuakultur terintegrasi yang dimiliki eFishery.
Baca Juga: Tengah Proses Raih Pendanaan, Valuasi eFishery Bisa Naik Hingga US$ 1,2 Miliar
Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan pendanaan seri D ini, ungkap Gibran, akan digunakan untuk pengembangan komunitas pembudidaya ikan serta petambak udang dari eFishery yang menargetkan lebih dari 1 juta kolam budidaya di Indonesia pada 2025.
eFishery juga akan memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan transaksi pakan ikan dan produk akuakultur segar di platform ini.
“Saat ini perikanan budidaya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global. Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan,” ungkap Gibran, dalam siaran pers, Jumat (7/7).
Dia melanjutkan, pengembangan komunitas petambak sejalan dengan upaya eFishery untuk meningkatkan ekspor produk udang dalam negeri yang bebas kimia dan antibiotik serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable) ke pasar internasional, sekaligus mendekatkan konsumen dan petambak.
Principal 42XFund, Iman Adiwibowo menambahkan bahwa pihaknya percaya dengan visi eFishery dan tertarik untuk menjadi mitra kunci yang memberikan nilai tambah dan berkontribusi bagi pertumbuhan perusahaan.
Teknologi dan solusi akuakultur lainnya yang disediakan oleh eFishery telah berdampak signifikan bagi industri teknologi budidaya, serta memberikan manfaat bagi pembudidaya kecil di Indonesia.
“Kami percaya bahwa eFishery dapat terus berkontribusi mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus berperan dalam melestarikan lingkungan di Indonesia, bahkan dunia,” tambahnya.
Baca Juga: Amartha Gandeng eFishery Guna Permudah Akses Finansial di Sektor Akuakultur
Ekosistem terintegrasi dari eFishery yang meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B (Business to Business), serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan, telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Berdasarkan riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.
Didirikan di Bandung, Jawa Barat pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur dengan menghadirkan solusi digital auto feeder berbasis Internet of Things (IoT) yang di desain untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, serta kenyamanan dari bisnis budidaya ikan.
Pendekatan teknologi eFishery yang berbasis data menggunakan sensor untuk mengukur pergerakan ikan dan akustik dari udang, mengoptimalisasi pemberian makanan serta kesehatan ikan dan kualitas air, sembari mengurangi limbah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News