kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,92   -8,44   -0.91%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramayana Lestari (RALS) pangkas target pertumbuhan pendapatan jadi 10%


Minggu, 12 September 2021 / 07:00 WIB
Ramayana Lestari (RALS) pangkas target pertumbuhan pendapatan jadi 10%


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencoba mempertahankan bisnisnya di sisa tahun 2021. Meski begitu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat RALS harus merevisi target pertumbuhan pendapatannya tahun ini.

Sekadar catatan, RALS mengalami kenaikan pendapatan bersih sebesar 16,5% (yoy) menjadi Rp 1,71 triliun pada semester I-2021. Di saat yang sama, laba bersih perusahaan ini meroket 2.470,7% (yoy) menjadi Rp 137,82 miliar.

Plt Direktur Keuangan Ramayanan Lestari Sentosa Andreas Lesmana menyampaikan, awalnya RALS mengincar pertumbuhan pendapatan di tahun ini sekitar 15%. Sampai akhir semester satu pun, kinerja RALS masih sesuai dengan target tersebut.

Sayangnya, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sempat memburuk sehingga pemerintah memberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat, terutama di bulan Juli-Agustus lalu.

Hal ini tentu berdampak pada bisnis RALS di mana perusahaan terpaksa menutup sementara beberapa gerai di periode tersebut. Penjualan RALS di periode Juli-Agustus silam juga masih kurang dari target yang ditentukan. “Kami mulai merasakan perbaikan seiring pelonggaran PPKM akhir-akhir ini, tapi target pertumbuhan 15% tampaknya akan sedikit meleset,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Jumat (10/9).

Baca Juga: Maybank Kim Eng Sekuritas turunkan rating Ramayana Lestari (RALS), berikut alasannya

Oleh karena itu, Manajemen RALS merevisi target pendapatan hingga akhir tahun 2021 menjadi di kisaran 10%. Angka ini pun masih mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi.

Secara umum, pendapatan utama RALS masih berasal dari penjualan produk department store dan supermarket secara offline. Namun, RALS juga tetap mencoba menggeber penjualan secara online. Perusahaan ini telah bekerja sama untuk memasarkan produknya dengan beberapa platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli.com, JD ID, dan lain-lain.

“Kami targetkan kontribusi pendapatan dari e-commerce bisa mencapai 2% dari total pendapatan perusahaan,” tukas Andreas.

 

Lebih lanjut, RALS juga berkomitmen untuk tidak menutup gerai pada semester kedua ini. Hingga Juni 2021, RALS memiliki 102 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Di semester satu lalu, RALS sempat membuka dua gerai baru yang berada di Pekanbaru dan Tangerang. Di periode yang sama, RALS juga menutup 6 gerai di Pasar Baru, Kramatjati, Pondok Gede, Tebet, Palembang, dan Jembatan Merah.

Terlepas dari itu, Manajemen RALS terus melakukan evaluasi terhadap performa gerai-gerai yang ada. Perusahaan ini ingin memastikan supaya gerai-gerai yang ada tetap bisa beroperasi sebagai antisipasi dari pemulihan ekonomi nasional.

RALS juga berkomitmen untuk tetap melanjutkan konsep life style mal, yakni konsep yang menggabungkan toko ritel dengan sarana hiburan. Konsep tersebut sudah diterapkan oleh RALS sejak 2017 lalu dan kini sudah ada 22 gerai yang dikonversikan dengan konsep life style mal. “Kami tetap lanjutkan konsep ini sembari melakukan pengendalian biaya secara ketat,” pungkas dia.

Selanjutnya: Kinerja Emiten Ritel Mulai Membaik, tapi Tekanan Masih Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×