kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Regio akan produksi 24 pesawat R80 per tahun


Jumat, 11 September 2015 / 12:53 WIB
Regio akan produksi 24 pesawat R80 per tahun


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Regio Aviasi Industri, anak usaha PT Ilthabi Rekatama masih terus mencari investor untuk pembangunan pabrik perakitan pesawat terbang R80. Rencananya, pabrik yang akan berlokasi di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat tersebut akan memiliki kapasitas produksi maksimal 24 unit pesawat per tahun.

Ilham Akbar Habibie, Komisaris PT Regio Aviasi Industri mengatakan bahwa pemilihan lokasi pendirian pabrik perakitan pesawat terbang di Kertajati merupakan buah kerjasama PT Ilthabi Rekatama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat yakni PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

"Mereka berkomitmen menyediakan lahan untuk kami," kata Ilham kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (10/9).

Putera mantan Presiden RI BJ Habibie ini mengatakan, sebagai imbal balik, PT Ilthabi Rekatama akan membantu Pemprov Jabar untuk membangun Bandara bertaraf internasional di Kertajati. Sebab sejak Bandara Soekarno-Hatta menjadi milik Provinsi Banten, praktis Jabar kini tak punya lagi Bandara Internasional.

"Kami juga membantu Pemprov Jabar untuk membangun kawasan industri di sekitar Bandara Kertajati yang masih memiliki hubungan dengan industri penerbangan," ujar Ilham.

Ilham Habibie yang juga Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama ini mengatakan bahwa saat ini pembuatan pesawat terbang R80 masih dalam fase merancang prototype yang sesuai kriteria dan memenuhi syarat keselamatan. Prosesnya dimulai sejak tahun 2013 dan ditargetkan selesai tahun 2019.

Penjualan pesawat tersebut diperkirakan baru bisa dimulai tahun 2021. "Dengan kapasitas SDM yang ada, rencananya pabrik di Kertajati ini memiliki kapasitas produksi maksimal 24 unit pesawat R80 per tahun," tuturnya.

Ilham menambahkan, untuk memproduksi bahan dasar pembuatan pesawat sebelum mulai dirakit di Kertajati, rencananya akan tetap dilakukan di pabrik milik BUMN produsen pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia. Cara ini sebagai bentuk efisiensi agar kebutuhan investasi yang diperlukan tidak menjadi terlalu besar.

"Kami tidak mau menyia-nyiakan investasi besar negara di masa lalu dalam membangun industri pesawat terbang," kata Ilham.

Investasi untuk pembangunan pabrik perakitan pesawat terbang R80 di Kertajadi mencapai US$ 700 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×