kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RNI berharap Jokowi hentikan impor gula rafinasi


Minggu, 12 Oktober 2014 / 14:44 WIB
RNI berharap Jokowi hentikan impor gula rafinasi
ILUSTRASI. Pencatatan perdana saham PT Era Digital Media Tbk (AWAN) di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/4).


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro berharap agar pemerintah melarang impor gula rafinasi yang dinilainya menghancurkan industri gula lokal.

"Kita minta pemerintah Jokowi untuk menghentikan impor gula rafinasi. Sekarang ini, gula berbasis tebu sudah berkurang. Gula rafinasi ini saat ini dikuasai kartel," kata Ismed di gedung RNI, Minggu (12/10).

Gula rafinasi atau gula kristal putih merupakan gula mentah yang telah mengalami proses pemurnian. Kebijakan impor gula tersebut sejatinya diperuntukan untuk industri tapi ternyata terjual di pasar retail. Hal inilah yang membuat harga gula lokal tidak dapat bersaing dan merugikan para petani tebu.

"Sekitar 1 juta lebih gula petani tidak bisa keluar gudang karena tidak laku. 200 ribu ton gula RNI juga tidak bisa keluar gudang. Regulasi ini membuat petani tebu terbunuh," ujarnya.

Selain tertekan dengan adanya gula rafinasi di pasar, Ismed pun mengeluhkan adanya pajak giling bagi industri gula nasional. "Kami dikenakan pajak giling, sedangkan yang impor tidak kena. Ini diskriminasi," ucap Ismed. (Seno Tri Sulistiyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×