Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Mewabahnya virus middle east respiratory syndrome (Mers) di Arab Saudi rupanya turut mempengaruhi animo masyarakat untuk beribadah umrah.
Malah, beberapa diantaranya ada yang memilih menunda keberangkatan dan ada pula yang sampai membatalkan paket umrah yang sudah dipesan jauh-jauh hari. "Sekitar 20% pembatalan dan 20% menunda," kata Artha Hanif, Direktur Utama Biro Umrah dan Haji Thayiba Tora kepada KONTAN, kemarin (12/5).
Menurutnya pemberitaan mengenai Mers cukup mempengaruhi calon jamaah yang sudah memesan paket umrah. Lantaran kebanyakan pelanggannya merupakan kalangan menengah ke atas maka opsi yang dipilih adalah menunda keberangkatan. Kata dia, dalam situasi semacam ini yang biasanya tetap bersikukuh tetap beribadah umrah justu dari jamaah kalangan menengah ke bawah.
Sayangnya meski mengaku kehilangan jamaah cukup banyak, Artha masih belum dapat mengungkapkan kerugian yang harus dideritanya. Menurutnya saat ini perusahaan masih dalam tahapan penghitungan kerugian.
Hal berbeda justru diungkapkan Lulu, Manager Divisi Umrah Pan Travel. Menurutnya penurunan jumlah keberangkatan umrah pada Mei ini memang biasa terjadi karena persoalan pembatasan visa bagi jamaah yang hendak umrah.
Walaupun bulan Ramadhan tinggal sebulan lagi tetapi itu tetap tak mendorong peningkatan jumlah peminat ibadah umrah. "Untuk paket umrah yang banyak itu awal tahun hingga April," imbuhnya.
Selain kunjungan umroh, wabah Mers juga berdampak pada industri penerbangan di tanah air. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), sebagai salah satu maskapai yang menyelenggarakan rute penerbangan ke Jeddah mengaku mengalami beberapa pembatalan perjalanan. "Sampai saat ini belum banyak walaupun ada yang membatalkan," papar Emirsyah Sattar, Direktur Utama Garuda Indonesia ke KONTAN.
Sayangnya, Emir masih enggan merinci berapa jumlah pembatalan penerbangan ke Jeddah. Ia hanya mengatakan untuk tingkat prosentasenya pembatalan tersebut masih berada dalam taraf yang masih kecil.
Sementara itu maskapai Lion Air yang juga memiliki penerbangan ke Jeddah hingga kini masih belum bisa memastikan perihal ada tidaknya penurunan penumpang. Edward Sirait, Kepala Humas Lion Mentari Airlines mengaku masih belum mengantongi data tersebut.
Meski ada penurunan keberangkatan dari tanah air ke Jeddah, tetapi situasi sejumlah bandara belum menunjukkan penurunan aktivitas. Baik PT Angkasa Pura I ataupun PT Angkasa Pura II menyatakan kondisi bandara yang dikelolanya masih berlangsung seperti biasa dan sejauh ini pihaknya hanya melakukan pemasangan scanner thermal (pemindai suhu panas). "Kondisi di bandara Soekarno Hatta, masih seperti biasa," kata Achmad Syahrir, Kepala Humas Angkasa Pura II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News