kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,37   -3,93   -0.43%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah loyo menjadi berkah DSFI


Jumat, 30 Agustus 2013 / 08:45 WIB
Rupiah loyo menjadi berkah DSFI
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Pondok Gede, Bekasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Melemahnya mata uang rupiah membawa berkah bagi PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. Pundi-pundi dollar perusahaan publik ini bakal bertambah. Pasalnya, perusahaan dengan kode saham DSFI ini menjual produknya ke pasar ekspor, sementara pembelian bahan bakunya dengan rupiah.


Herman Sutjiamidjaja, Direktur Dharma Samudera mengatakan, DSFI memang diuntungkan oleh loyonya rupiah lantaran pendapatannya naik signifikan. Namun, ini tidak diimbang dengan harga produk di pasar tidak naik. "Harga tak naik, tapi pendapatan bertambah hampir 10% karena dollar menguat," kata Herman kepada KONTAN, Kamis (29/8).


Herman menjelaskan, Dharma Samudera menjual produk olahan tuna, gurita, cumi dan sotong, tenggiri dan kakap. Ia membeli ikan dari nelayan dalam negeri. Setiap tahun, perusahaan ini memproduksi sekitar 2.000 hingga 3.000 ton ikan.


Herman menjelaskan, penjualan produk perikanan Dharma Samudera ini sampai Juli 2013 mencapai US$17 juta atau sekitar Rp 187 miliar ( kurs Rp11.000 per dollar AS).


Sampai akhir tahun, DFSI mengincar target penjualan US$ 33 hingga US$ 35 juta. "Melihat penjualan Juni dan Juli, kami (Dharma Samudera) optimistis bisa meraih target," ujar Herman.


Penjualan ikan, kata Herman memasuki puncak produksi pada September hingga Desember. Di bulan-bulan tersebut, suplai ikan banyak. Sementara harga beli turun. Di sisi lain, permintaan produk perikanan meningkat. "Sehingga Dharma Samudera bisa menjual dengan harga lebih tinggi," katanya.


Saat ini, penjualan Dharma Samudera masih didominasi oleh ekspor. Tahun lalu, penjualan domestik sebesar Rp 10,68 miliar, naik 38,16% dibandingkan tahun 2011 yakni Rp 7,73 miliar. Sedangkan nilai ekspor Dharma Samudera pada tahun lalu mencapai Rp 287,35 miliar atau naik 75,13% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 164,07 miliar.


Pada 2012, penjualan paling besar didominasi oleh Tuna sekitar 44,44% dari seluruh nilai ekspor. Sementara kontribusi fillet dan gurita terhadap nilai ekspor pada tahun lalu masing-masing adalah 30,6% dan 15,4%.


Order dari Jepang


Herman yang baru saja kembali dari Tokyo mengatakan, Dharma Samudera mendapatkan order 300 ton produk olahan ikan dari Jepang. Dengan harga jual US$ 8 sampai US$ 9 per kilogram (kg), DSFI bisa mengantongi US$ 2,4 sampai US$ 2,7 juta.


Meski begitu, ia belum berani menerima tambahan order dengan kontrak jangka panjang. "Kalau sekarang sampai akhir tahun masih berani," kata Herman. Salah satu alasannya adalah tambahan order tersebut untuk produkpengolahan ikan dengan spesifikasi tertentu. Ia khawatir jika tak mampu memenuhi standar yang diinginkan oleh buyer (pembeli). 

Pasar ekspor Dharma Samudera masih didominasi oleh Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa Barat. Tahun ini, Dharma Samudera ingin melebarkan usahanya ke bebepara negara seperti Eropa Timur, Afrika Selatan, dan Timur Tengah.


Guna menggenjot ekspor, Dharma Samudera rajin mengikuti berbagai pameran produk perikanan di luar negeri. Pertengahan Agustus lalu, Dharma Samudera mengikuti pameran di Tokyo, Jepang. Setelah ini, Dharma Samudera ingin mengikuti pameran produk perikanan di beberapa negara seperti Rusia, Ukraina dan Polandia.


Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor tahun ini akan tembus hingga US$ 5 miliar atau naik 24% dibandingkan dengan nilai ekspor tahun lalu. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×