Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Perusahaan penyedia infrastruktur, solusi dan layanan telekomunikasi, PT Supra Primatama Nusantara (Biznet Network) akan segera merealisasikan pemanjangan kabel serat optik di Bali dari 500 kiliometer (km) menjadi 1.000 km. Targetnya, akhir tahun, proses penambahan tersebut sudah kelar.
Adi Kusuma, Presiden Direktur Biznet mengatakan, pertumbuhan bisnisperusahaan di Bali signifikan. Pulau Dewata ini menjadi pasar terbesar ke dua setelah Jakarta. Tidak heran, Biznet menggenjot ekspansi di Bali. "Pertumbuhan bisnis di Bali mencapai 30%-40% tiap tahun," ujarnya kepada KONTAN, Senin (26/8).
Kendati, kondisi ekonomi sedang tidak stabil, Adi optimistis, ekspansi akan berjalan mulus dan membuahkan hasil. Terlebih, kebutuhan internet di Bali diproyeksi bakal meningkat.
Hal tersebut terjadi seiring positifnya perkembangan sektor pariwisata yang menjadi salah satu penunjang pertumbuhan bisnis properti. Maklum, bisnis properti merupakan nafas bagi bisnis internet. "Selama ada pembangunan rumah baru, kami akan terus membangun homepass (kabel jaringan fiber optic yang melewati rumah penduduk)," tutur Adi.
Perusahaan itu telah menyiapkan dana sekitar US$ 50 juta untuk memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis tahun 2013. Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk pengembangan jaringan kabel fiber optic. Hingga akhir tahun ini jaringan serat optik ditargetkan mencapai 7.500 kilometer.
Beberapa lokasi yang disasar tersebar di empat wilayah, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Asal tahu saja, saat ini, jaringan kabel Biznet sudah terbentang di 17 kota di Pulau Jawa. Di Bali, Biznet berencana melanjutkan pengembangan jaringan ke wilayah Canggu, Brawa dan Uluwatu.
Saat ini, jaringan fiber optic Biznet di Bali sudah ada di sejumlah lokasi. Diantaranya, kawasan wisata terpadu BTDC, Nusa Dua, Denpasar, Tanjung Benoa, Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, Sanur, Ubud, dan Sayan.
Adi mengklaim, kapasitas kabel serat optik Biznet bisa mencapai 1 gigabit per detik (Gbps). Perinciannya, kapasitas untuk kawasan perumahan sebesar 25 megabit per detik (Mbps), kapasits untuk untuk keperluan usaha kecil dan menengah (UKM) mencapai 50 Mbps.
Sedangkan kapasitas untuk hotel atau korporasi bisa mencapai 1 Gbps. Manajemen Biznet tidak merinci berapa nilai investasi untuk ekspansi ini.Hanya saja, keperluan dana ekspansi akan diambil dari belanja modal (capex) yang dialokasikan untuk tahun ini.
Tren kurs rupiah terhdap dollar AS terus menunjukkan penurunan tidak membuat perusahaan pesimis. Adi yakin, perusahaan bisa tetap tumbuh di atas 10% tahun ini. Pelanggan korporasi ditaksir masih menjadi penyumbang terbesar bagi perusahaan, yaitu sekitar 90%.
Sedangkan sisanya, 10% datang dari pelanggan ritel. Hingga kini, jumlah pelanggan Biznet sebanyak 40.000-50.000 pelanggan. Jumlah itu terdiri dari pelanggan jaringan, data center, komputasi awan, dan TV berbayar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News