kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah terkapar, bisnis GT Man ketat


Rabu, 01 April 2015 / 10:16 WIB
ILUSTRASI. stvgott


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Ricky Putra Globalindo Tbk tak memasang target agresif tahun ini. Produsen celana dalam merek GT Man itu hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan  11%. Jika pendapatan 2014 adalah Rp 1,19 triliun, berarti target pendapatan tahun ini Rp 1,32 triliun.

Ada dua alasan Ricky Putra tak mematok target pendapatan lebih besar lagi. Pertama, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan upah minimum provinsi (UMP).

Kedua, fluktuasi nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah yang menguat membikin rupiah terkapar. "Dua kondisi itu akan sangat mempengaruhi pasar dan produksi kami sehingga tahun ini kami mengerem investasi dan hanya menargetkan pertumbuhan 11%," terang Tirtaheru Citra, Direktur PT Ricky Putra Globalindo kepada KONTAN, Selasa (30/3).

Dua kondisi itu juga mendorong Ricky Putra mengerek harga jual. Padahal saat rupiah melemah tahun lalu karena gejolak politik, perusahaan berkode RICY di Bursa Efek Indonesia itu tak menaikkan harga jual.

Alasannya tahun lalu rupiah belum tembus ke level Rp 13.000. Sementara perusahaan itu harus mengimpor bahan baku kapas. "Tak ada jalan lain untuk mempertahankan margin karena rupiah sudah di level Rp 13.000 jadi per Januari kami menaikkan harga jual 5%-6%," ujar Tirta.

Ricky Putra juga berharap bisa mengejar pertumbuhan pendapatan dari peningkatan ekspor. Targetnya, tahun ini kontribusi pendapatan ekspor sebesar 35%. Jika hitungan target pendapatan 2015 tadi adalah Rp 1,32 triliun, berarti incaran pendapatan ekspor adalah Rp 462 miliar.

Produk Ricky Putra yang masuk pasar ekspor rupanya bukan pakaian dalamnya yang tersohor itu. Melainkan, pakaian olahraga bermerk Mizuno. Perusahaan itu beralasan, nilai penjualan pakaian olahraga lebih mahal ketimbang pakaian dalam. 

Sementara negara tujuan ekspor Ricky Putra tahun ini masih sama yakni Jepang. Alih-alih menambah negara tujuan ekspor, perusahaan itu memilih memperbesar pasar di Jepang tahun ini.

Sebagai catatan, pendapatan Ricky Putra tahun 2014 yang sebesar Rp 1,19 triliun, tumbuh 20,40% ketimbang 2013. Sementara laba komprehensif tahun berjalan perusahaan itu mendaki 73,28% menjadi Rp 15,11 miliar.

Dua katalis positif kinerja itu adalah pertama, Ricky Putra mendapat lisensi dari FIFA untuk memproduksi pakaian resmi Piala Dunia. Tanpa menyebutkan nilai, manajemen perusahaan itu mengaku kontribusi pakaian Piala Dunia bisa membangkitkan penjualan di dalam negeri.

Kedua, kontribusi ekspor membesar dari biasanya 20% menjadi 27,75%. Penjualan ekspor yang meningkat ini tentu menguntungkan karena dalam bentuk dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×