kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saka Energi incar lelang dua blok migas


Minggu, 01 Oktober 2017 / 19:09 WIB
Saka Energi incar lelang dua blok migas


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - PT Saka Energi Indonesia yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ternyata ikut mengambil dokumen lelang Wilayah Kerja (WK) migas yang ditawarkan oleh pemerintah. Totalnya ada dua blok migas yang diminati oleh Saka dalam lelang WK migas tahun ini.

Kedua blok tersebut adalah Blok Pekawai di Kalimantan Timur dan Blok West Yamdena di Pantai Natuna. Kedua blok tersebut merupakan blok migas yang telah dilakukan joint studi antara Saka dan pemerintah.

Dengan begitu, Saka memiliki peluang besar untuk menang dalam lelang WK migas 2017. Biarpun begitu, Saka teenyata belum mengajukan penawaran untuk Blok Pekawan dan Blok West Yamdena.

Direktur Utama Saka, Tumbur Parlindungan sambil berseloroh mengatakan Saka akan mengajukan penawaran jelang batas akhir pengajuan penawaran yang ditetapkan pemerintah. "Belum, nanti saja kalau sudah ditutup," katanya pada Jumat (29/9).

Tumbur bilang, Saka bermibat pada dua blok migas tersebut. "Kami niatnya dua blok. Kalau Saka ambil, pasti baguslah," imbuh Tumbur.

Selain menyasar blok-blok migas baru dalam lelang WK tahun ini, Tumbur juga bilang, Saka berharap bisa ikut masuk ke blok-blok terminasi. Salah satunya ikut dalam blok terminasi yang diserahkan pemerintah ke Pertamina.

"Kalau Pertamina tidak mau 100%, boleh dong ke kami," ujarnya.

Salah satu blok terminasi yang diincar Saka adalah Blok Sanga-Sanga. Saat ini Saka memiliki sekitar 37% participating interest (PI) di blok Sanga-Sanga.

Saka juga menjadi operator bersama dengan Wni yang juga memiliki PI sekitar 37%. "Pemerintah kan kasih Pertamina untuk pengelolaan selanjutnya. Katanya sih mau cari partner, kami mau. Saka kan sudah disitu," kata Tumbur.

Namun keputusan terkait blok-blok terminasi ini akan tetap diserahka kepada Pemerintah. Hingga saat ini pun Saka belum melakukan pembicaraan dengan Pertamina terkait Blok Sanga-Sanga karena Pertamina belum menandatangani kontrak Blok Sanga-Sanga.

Sembari Saka berharap mendapat pwnugasan dari pemerintah, Saka juga ternyata terus mengembangkan blok-blok yang dioperatorinya. Salah satunya blok Ujung Pangkah. Tumbur bilang baru-baru ini Saka telah mengajukan Plan of Development (POD) untuk Blok Ujung Pangkah ke SKK Migas.

"Sudah POD, sudah masuk POD-nya Sedayu. Pengeboran tahun lalu sekarang sudah POD,"terang Tumbur.

Jika POD tersebut disetujui tahun ini, Tumbur memproyeksi Lapangan Sedayu Blok Ujung Pangkah paling cepat bisa onstream pada 2019. Produksi minyak dari lapangan tersebut akan berkisar 10.000 barell oil per day (BOPD).

Selain mengembangkan Blok Pangkah, Tumbur juga bilang Saka akan melakukan pengemboran di Blok Wokam II pada pertengahan tahun depan. Saat ini Saka tengah melakukan tender rig untuk pengeboran sumur eksplorasi di Blok Wokam II Total biaya untuk melakukan pengeboran sumur eksplorasi ini mencapai US$ 20 juta.

Selain blok-blok tersebut, Saka sejatinya juga memiliki hak kelola di sejumlah blok migas lain di dalam negeri, seperti Blok Bangkanai (30%), West Bangkanai (30%), Muara Bakau (11,66%), Ketapang (20%), Muriah (20%), Southeast Sumatera (8,91%), dan South Sesulu (100%).

Saka juga memiliki hak partisipasi blok di luar negeri. Sejak 2014, Saka tercatat memegang 36% hak kelola Blok Fasken di Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×