Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perumda Pembangunan Sarana Jaya tengah semakin gencar mengembangkan lini bisnis properti dengan mengoptimalkan aset lahan yang dimilikinya. Dalam menggarap bisnis properti, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta ini tak membangun proyek hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tapi juga menggarap proyek hunian komersial.
Direktur Utama Sarana Jaya, Andira Reoputra menambahkan pihaknya telah mengkaji dan melakukan studi dimana saja aset-aset yang dapat dioptimalkan untuk mendorong pendapatan perusahaan.
Ia mengungkapkan, Sarana Jaya kini tercatat memiliki total aset sekitar 80 hektare (ha). Dimana cadangan lahan atau landbank terdapat sebanyak 40 ha yang tersebar di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur , dan Jakarta Selatan.
“Landbank di Jakarta Selatan akan dikembangkan untuk proyek hunian untuk segmen menengah ke atas. Sedangkan lacan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur akan dikembangkan hunian komersial dan terjangkau,” kata Andira, Kamis (31/10).
Sarana Jaya melihat prospek bisnis properti di wilayah Jakarta masih sangat cerah. Apalagi, pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sektor perumahan sebagai program prioritas dengan mengusung target 3 juta rumah per tahun.
Andira mengatakan siap mendukung program pemerintah pusat tersebut. Bahkan untuk memperkuat bisnis propertinya, Sarana Jaya sudah menjajal bisnis baru dengan memproduksi produk cat merek Warna Jaya Paint. Ekspansi ini dilakukan perusahaan lantaran melihat potensi bisnis turunan dari sektor properti itu sangat besar.
“Sektor properti memiliki sekitar 185 industri ikutan yang menjadi bisnis turunannya. Oleh karena itu, Sarana Jaya terus berinovasi dan melakukan diversifikasi usaha ke bisnis turunan properti, salah satunya produk cat. Selanjutnya, kami juga akan menjajaki diversifikasi ke produk turunan properti lainnya,” kata Andira
Bangun Proyek Hunian Komersial
Sebagai langkah awal untuk menggenjot bisnis properti, Sarana Jaya meluncurkan proyek hunian komersial bertajuk Warna Fine Living di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Proyek yang mengusung konsep modern-resort dengan desain yang compact itu sudah groundbreaking pada 31 Oktober 2024.
Warna Fine Living dikembangkan di lahan 1 ha yang akan dikembangkan dalam beberapa tahap. Untuk fase pertama, Sarana Jaya akan membangun 53 unit rumah tapak dan 10 unit SOHO (Small Office Home Office) di atas lahan 8.655 meter persegi (m²).
Ada dua tipe rumah tiga lantai yang dipasarkan. Pertama, Tipe Amethyst dengan luas tanah 7x12 meter dan luas bangunan 107 m². Kedua, Tipe Irish degan tanah 6x11 meter dan luas bangunan 148 m²
“Setiap unit dilengkapi dengan fasilitas rooftop di lantai teratas. Harga jual sangat bersaing, untuk penawaran awal ini kami tetapkan harganya mulai dari Rp2,9 miliaran hingga Rp 3,7 miliaran," ucap Andira.
Andira bilang, unit rumah Warna Fine Living ditargetkan akan rampung dibangun dalam waktu sekitar satu setengah tahun setelah akad. Sarana Jaya menjanjikan unit rumah contoh Warna Fine Living sudah dapat dilihat langsung oleh para calon konsumen pada awal 2025.
Tidak hanya strategis dari sisi lokasi, Warna Fine Living juga memiliki akses transportasi terintegrasi, termasuk jalur Transjakarta, stasiun MRT Lebak Bulus berjarak 3 km dari lokasi hunian, serta kemudahan akses menuju pintu gerbang tol.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Joko Agus Setyono menyambut baik langkah bisnis yang dilakukan Sarana Jaya dan berharap target pembangunan proyek perumahan ini bisa tepat waktu. Joko Agus menjelaskan, BUMD bisa menjalankan dua fungsi utamanya yakni fungsi pelayanan dan fungsi bisnis. Fungsi bisnis diantaranya harus melakukan upaya-upaya yang bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan termasuk mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki.
Perumahan Warna Fine Living ada proyek hunian komersial perdana yang dikembangkan Sarana Jaya. Sebelum, perusahaan daerah ini telah membangun hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berupa apartemen terjangkau di Cilangkap dan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
"Kami telah membangun hunian berupa rumah vertikal untuk ikut mengatasi backlog perumahan. Diantaranya apartemen di Cilangkap dan Pondok Kelapa. Sarana Jaya atas arahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus bertugas untuk menyediakan perumahan dan hunian bagi masyarakat.” pungkas Andira.
Seperti diketahui, Sarana Jaya merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berdiri sejak tahun 1982 yang saat ini memfokuskan bisnis di empat lini, yakni pertanahan (Land Banking), housing (Hunian), properti dan Infrastruktur.
Selain itu, Sarana Jaya dipercaya Pemprov DKI Jakarta menangani pembangunan proyek-proyek strategis seperti pengembangan Kawasan Sentra Primer Tanah Abang (SPTA), pembangunan hunian vertikal terjangkau maupun komersial, pengembangan hunian tapak, pengelolaan sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT), pembangunan fasilitas pengolahan sampah antara (FPSA) dan lain-lain.
Selanjutnya: Beda Arah Kinerja Nobu dan MNC Bank Saat Isu Merger Keduanya Kian Sirna
Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (1/11) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News