Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kawasan "Segitiga Emas" Gading Serpong, yaitu Summarecon, Karawaci, dan BSD City tetap menjadi incaran pengembang properti untuk mengembangkan apartemen dan kondotel. Potensi bisnis apartemen dan hotel atau kondotel sangat tinggi untuk memenuhi kuatnya permintaan baik dari kalangan ekspatriat, terutama asal Jepang dan Korea Selatan, serta Eropa, atau kalangan domestik.
"Animo konsumen di Gading Serpong sudah didukung jalan tembus dari Bandara Soekarno-Hatta menuju ke TB Simatupang melewati Puri. Ini menjadikan kawasan Gading Serpong sebagai penyangga ekonomi Jakarta yang tepat," ujar Victor Irawan, Komisaris PT Prioritas Land Indonesia (PLI), terkait potensi bisnis apartemen di Gading Serpong, Tangerang, Rabu (4/2).
Victor mengatakan, mengacu pada sebuah survei sebuah situs properti, Gading Serpong masuk sebagai salah satu area paling sering dicari konsumen pembeli atau menyewa properti. Secara berurutan survei itu menyebutkan mulai dari BSD City, Bintaro, Harapan Indah, Kelapa Gading, Cibubur, Gading Serpong, Sunter, Kemang, Pondok Indah, dan PIK.
"Sebetulnya, tak ada persaingan di antara pengembang di Gading Serpong, khususnya untuk hunian vertikal. Kami menyebutnya malah bukan persaingan, tapi investasi yang menguntungkan, sebab kawasan ini jadi semakin maju. Semua pengembang dengan sendirinya bersinergi," kata Victor.
Dikelilingi pengembang besar, antara lain Paramount Land, BSD City, hingga Alam Sutera, membuat kawasan Gading Serpog berubah pesat. Infrastruktur jalan pun semakin lebar dan membaik.
Victor mengatakan, pembangunan infrastruktur menjadi bukti sebuah kawasan tumbuh dan berkembang sehingga diincar konsumen. Pembangunan infrastruktur juga menstimulasi percepatan pengembangan sektor lainnya.
"Karena sejak booming apartemen di 2013 dan 2014 lalu, membuktikan perpindahan orang dari Jakarta ke sini semakin meningkat. Artinya, tidak hanya berpotensi untuk landed house, tapi juga vertikal. Saya optimistis, tahun ini capaian penjualan dari apartemen sangat bagus," ujar Victor.
"Dengan adanya pengembangan kawasan, terutama Segitiga Emas ini, menjadi daya tarik sendiri untuk pembangunan sekolah, kampus, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya karena didorong pembangunan kawasan hunian. Ini sudah terbukti sinerginya," tambahnya.
The next CBD
Victor mengatakan, pengembangan infrastruktur memang bukan hanya jalan dan jembatan, melainkan juga sistem dan moda transportasi yang terintegrasi antara pusat kota dengan kawasan-kawasan lainnya. Mengacu pada riset Colliers International Indonesia akhir tahun lalu, jika pembangunan infrastruktur tuntas dilakukan, kawasan yang dilaluinya akan semakin pesat pertumbuhannya.
Menurut Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, saat ini ada lima kawasan di luar pusat bisnis atau central business district (CBD) Jakarta yang dilintasi rencana pembangunan infrastruktur, baik jalan lingkar luar atau Jakarta Outer Ring Road(JORR), jalur mass rapid transit (MRT), monorel, dan jalan layang tol. Lima kawasan tersebut adalah Bintaro, Serpong, Kebon Jeruk, Kelapa Gading, dan Tanah Abang.
Kelima kawasan tersebut memiliki potensi untuk bertransformasi menjadi pusat-pusat pertumbuhan komersial baru. Potensi tersebut mencakup jumlah populasi yang mendorong meningkatnya kebutuhan fasilitas ritel, komersial, apartemen, dan hotel. Kans bagi lima kawasan ini menjadi incaran investor dan "the next CBD" setelah koridor Simatupang semakin besar saat pasokan lahan masih surplus.
"Harganya pun kompetitif, sementara di CBD Jakarta lahannya terbatas dan harga selangit. Kondisi ini membuat harga sewa dan jual properti menjadi mahal, sekaligus membuka peluang kawasan non-CBD tampil ke depan," tutur Ferry.
Tak heran, lanjut Victor, penjualan Majestic Point Serpong (MPS) saat ini sold out. Direncanakan melakukan topping off (penutupan atap) pada pertengahan Februari 2015 nanti, proyek apartemen dua tower dan 32 lantai garapan PT Prioritas Land Indonesia (PLI) itu dibangun di lahan seluas 8000 meter persegi di Gading Serpong.
Saat ini, PLI juga tengah menyiapkan tambahan ruang perkantoran di daerah Serpong, BSD, dan Karawaci. PLI berencana meluncurkan sebanyak 35 unit office space atau Small office/home office (SOHO). Posisinya berada di upperground apartemen MPS dengan luas antara 36 m2– 50 m2 dan dipasarkan sekitar Rp 500 juta sampai Rp 700 juta. (Latief)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News