kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

September, Lelang Kakao Mulai Dibuka 300 Ton per Bulan


Jumat, 23 Juli 2010 / 16:08 WIB


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Edy Can


JAKARTA. PT iPasar Indonesia akan menyediakan lelang online untuk komoditi kakao pada bulan September ;tepatnya setelah hari raya Idul Fitri.

"Setelah Idul Fitri nanti akan kami lakukan lelangnya," kata Dean Novel Direktur PT Ipasar Indonesia di Jakarta, Jumat (23/7).

Dean bilang, untuk transaksi perdagangan secara elektronik (online) untuk produk kakao akan dilakukan di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Ia memperkirakan masiing-masing kapasitas produksinya mencapai 100 ton perbulan.

"Kalau di hitung secara total, untuk permulaan lelang adalah 300 ton per bulan," kata Dean.

iPasar melirik kakao menjadi komoditas penting karena produk tersebut sangat strategis dan merupakan produk utama ekspor Indonesia. "Memang secara teknis kakao lebih sulit daripada jagung karena memiliki standar yang global," kata Dean.

Toh, Dean mengaku akan menggunakan lembaga surveyor dari PT Sucofindo yang akan melakukan uji standar kelayakan dari kakao tersebut. Menurutnya, standar yang digunakan untuk lelang elktronik tersebut adalah mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI) bijih kakao. "Walaupun standar ini masih diperdebatkan karena gak up date lagi, tapi kami akan menggunakan SNI," jelas Deann

Memang, SNI bijih kakao yang berlaku sekarang soal fermentasi belum diatur. Namun, jika nanti dalam lelang ada produsen yang mengajukan kakao yang sudah fermentasi, maka Dean menyambut baik hal itu. "Jika fermentasi harganya bisa naik tinggi," jelasnya.

Sebagai perbandingan, harga jika harga kakao non fermentasi Rp. 25.000 per kg, maka harga kakao fermentasi bisa naik menjadi Rp. 40.000 perkg. "Ini menguntungkan semua pihak, namun petani kakao lebih senang jual cepat tanpa fermentasi," ungkap Dean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×