Reporter: Dede Suprayitno, Nina Dwiantika, Siti Maghfirah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dunia dibuat geger dibuat geger oleh serangan siber virus malware jenis ransomware WannaCry yang menyebar sejak akhir pekan lalu. Virus itu menyerang sekitar 200.000 sistem di sekitar 150 negara. India dan Rusia paling banyak yang kena serangan WannaCry.
Chief Research Officer F-Secure, Mikko Hypponen seperti dilansir The Telegraph menyebut, serangan ini sebagai wabah ransomware terbesar dalam sejarah. "Banyak korban adalah pebisnis dan perusahaan besar dunia," tandas Rob Wainwright, Direktur European Union's Police seperti dikutip Reuters.
Indonesia juga tak imun dari serangan virus itu. Sistem Rumah Sakit (RS) Dharmais dilaporkan terjangkiti virus WannaCry. Pemerintah pun sampai turun tangan.
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara bilang, telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk langkah antisipasi. Tahap awal, kementerian ini akan memprioritaskan pengamanan berdasarkan peta jalan cyber security, yakni sektor hukum, perbankan, transportasi, dan energi. "Pemerintah juga sudah membentuk Badan Cyber Nasional, tapi peraturan presiden masih diproses," kata dia, kemarin.
Pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky mengatakan, serangan malware bisa berdampak terhadap kelangsungan e-commerce. Dia menyesalkan Kominfo terlambat mengantisipasi hal itu.
Agar virus tak kian menyebar, otoritas perbankan juga langsung bertindak. Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, BI minta perbankan melakukan langkah antisipatif.
"Sampai saat ini belum ada laporan bank peserta kliring atau real time gross settlement (RTGS) yang terdampak," ujar Tirta. BI juga menghimbau bank agar meng-update anti virus terkini.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon juga mengaku telah minta perbankan memperkuat sistem pengamanan.
Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP mengatakan, OCBC NISP terus mengupayakan pencegahan dengan pelbagai cara, termasuk proses monitoring berkesinambungan.
Susi Meilina, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) juga sudah mewanti-wanti anggotanya untuk mengantisipasi serangan siber lewat virus tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News