Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Serangan hama wereng batang coklat (WBC) terhadap tanaman padi semakin meluas. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, luas lahan sawah yang terkena serangan wereng sampai 18 Mei 2010 sudah mencapai 26.008 hektare.
Wilayah yang terserang meliputi 130 kabupaten. Jumlah tersebut naik 11% dari jumlah lahan yang terkena wereng di bulan April kemarin. Dari jumlah wilayah yang terserang tersebut, sekitar 22.086 hektare di antaranya adalah lahan padi di Jawa. Sisanya, 3.922 hektare, lahan padi di luar Jawa.
Kementerian Pertanian mensinyalir, penanaman padi hibrida merupakan sebab meluasnya hama wereng ini. Pasalnya, jenis tanaman padi ini ternyata rentan terhadap hama wereng yang menyerang batang padi tersebut.
Kasumbogo Untung, pakar proteksi tanaman dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membenarkan, varietas padi hibrida memang tidak tahan hama. “Di China saja, jutaan hektare terserang wereng, itu karena mereka pakai hibrida, dan kita impor dari China hibridanya,” tandasnya.
Sekedar catatan, tahun lalu, Kementerian Pertanian menyebarkan satu juta ton benih padi hibrida. Penggunaan benih hibrida dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas padi. Benih padi tersebut selain dari produksi lokal, yaitu oleh PT Sang Hyang Seri dan Bayer Crop, juga diimpor. Di antaranya dari China.
Toh, bibit padi hibrida bukan satu-satunya pemicu. Menurut Kasumbogo, siklus cuaca yang tidak menentu juga membuat perkembangbiakan hama wereng semakin cepat. Sementara itu, penggunaan pestisida oleh petani sering tidak sesuai kadar yang dianjurkan sehingga hama wereng jadi kebal.
Kini, Kementerian Pertanian akan meninjau kembali budidaya padi hibrida tersebut. "Penggunaan padi hibrida akan dikaji ulang," tegas Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi.
Sementara Kusumbogo menyarankan, penggunaan padi hibrida dibatasi. Misalnya ditanam di luar Jawa yang notabene bukan daerah endemis. "Kalau tidak, produksi padi bisa turun," katanya.
Langkah pemerintah untuk mengatasi hama wereng tersebut jelas ditunggu-tunggu kalangan petani. Soalnya, menurut Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), potensi gagal panen gara-gara serangan wereng tersebut sangat besar. Winarno mengatakan, akibat serangan wereng, saat ini gagal panen yang dialami petani bisa mencapai 80% dari total areal yang diserang. Maka, "Hama ini harus cepat dikendalikan. Bisa-bisa, dalam semalam-dua malam, tanaman habis semua,” ujarnya.
Tapi, Bayu menghitung, serangan hama wereng tersebut belum akan mempengaruhi produksi padi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News