kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Setelah batubara, SIAP rambah batu andesit


Kamis, 18 Agustus 2016 / 11:42 WIB
Setelah batubara, SIAP rambah batu andesit


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Sekawan Inti Pratama Tbk siap mengubah nasib. Perusahaan pertambangan itu siap melaju pada semester II pasca mengantongi izin clear and clear (CNC) penambangan batubara, lewat anak perusahaan bernama PT Indo Wana Bara Mining Coal.

Sekawan Inti Pratama akan menjual batubara ke pasar dalam negeri. "Ini Indo Wana kami usahakan akan berproduksi pada tahun ini, itu sudah pasti, karena ini, kan, rencananya sudah dari tahun lalu, direksi baru berusaha untuk mengejar itu," ungkap Christian V. Ponto, Presiden Direktur PT Sekawan Inti Pratama Tbk, kepada KONTAN, Senin (15/8).

Presiden Direktur PT Indo Wana Bara Coal Mining Chandra Purwanto memastikan, Indo Wana mulai berproduksi pada kuartal IV 2016. Produksi akan berjalan bertahap. Proyeksi produksi penuh pada tahun 2017.

Pada tahap awal, Indo Wana  akan memproduksi 20.000 - 30.000 ton per bulan. Artinya, total produksi Indo Wana pada kuartal IV akan mencapai  60.000 ton hingga 90.000 ton.

Tanpa menyebutkan namanya, Indo Wana mengaku sudah ada calon pembeli yang siap menyerap batubara itu. Perusahaan itu memproduksi batubara kalori rendah dengan nilai 3.900 kilo kalori per kilogram.

Selain pasar domestik, sejatinya Sekawan Inti Pratama  juga berharap bisa menjual batubara ke pasar ekspor. Perusahaan berkode SIAP di Bursa Efek Indonesia itu mengaku sedang menjajaki ekspor dengan beberapa negara.

Salah satunya dengan calon pembeli asal India. Namun, belum ada kontrak bisnis hitam di atas putih antara kedua perusahaan tersebut. Pasalnya, Sekawan Inti Pratama juga masih mengupayakan untuk mengantongi  izin ekspor batubara.

Padahal calon pembeli asal India tersebut siap menjadi pintu pembuka ekspor besar bagi Sekawan Inti Pratama. "Kemarin kami mengadakan pertemuan dengan importir coal di India, nanti mereka memperkenalkan kami dengan lima potential buyer, kalau kami sudah full capacity mungkin setahun kami bisa capai 22 vessel (kapal)," ujar Chandra.

Selain berharap pada Indo Wana, pada paruh kedua tahun ini Sekawan Inti Pratama akan menggelar dua rencana bisnis lain. Pertama, perusahaan itu akan menggarap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x100 MW di Kalimantan Timur.

Sekawan Inti Pratama sudah melakukan penjajakan kerjasama dengan mitra strategis untuk membuat konsorsium. Bidikan konsorsium itu adalah proyek listrik 35.000 MW milik pemerintah.

Kedua, Sekawan Inti Pratama akan masuk lini bisnis baru, yakni penjualan batu andesit dan jasa pertambangan. Perusahaan itu berharap, ke depan bisnis anyar tersebut bisa berkonstribusi 15% - 20%.

Direktur Keuangan PT Sekawan Inti Pratama Tbk Irwansyah Morris mengatakan, tahun lalu mereka membukukan rugi bersih karena belum adanya pemasukan dari batubara. "Raihan kami, kan, konsolidasi dan kontribusi dari anak usaha, Indo Wana sendiri belum mencatatkan pendapatan," ujarnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×