Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Royal Dutch Shell Plc. menorehkan langkah baru di Indonesia. Perusahaan minyak dan gas asal Belanda ini mulai menggarap sektor hulu. Selama ini, kiprah Shell di Indonesia hanya di sektor hilir.
Kali ini, Shell akan menggarap proyek blok gas Marsela senilai US$ 12 miliar. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, proyek ini akan dimulai pada 2019 mendatang.
Jero mengatakan, Shell telah meminta plan of development ekploitasi dan produksi blok Marsela segera dipercepat.
"Tapi saya meminta dipercepat produksi supaya maju tahun 2017. Nanti dalam perjalannya kami lihat mana-mana celah yang bisa dipercepat," katanya usai mendampingi Presiden melakukan pertemuan dengan CEO Royal Dutch Shell Peter Voser, Kamis (7/6).
Shell akan menggandeng Impac Corporation, perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi untuk mengerjakan proyek blok Marsela ini. Hasil penelitian Impac menyatakan, kandungan gas blok Marsela mencapai 12 triliun cubic feet. Perusahaan ini akan menangani eksploitasi dan produksi migas blok Marsela selama 30 tahun hingga 2028 mendatang.
Voser menegaskan kunjungannya ke Indonesia untuk memperkuat kerjasama dalam bidang energi. Shell melihat Indonesia sebagai negara dengan miliki pertumbuhan pesat di Asia dan memiliki peran penting dalam strategi global Shell jangka panjang. "Kami berharap dapat terus bekerjasama dengan Indonesia sehingga dapat mengembangkan energi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun dunia yang semakin meningkat," katanya.
Shell merupakan perusahaan minyak internasional pertama yang membukan SPBU-nya di Indonesia. Perusahaan ini telah memiliki 60 SPBU di Jabodetabek dan Surabaya. Tahun 2006, Shell memulai bisnis commercial fuels di Indonesia dengan menyediakan bulk fuels dan dukungan teknis terkait sektor industri dan pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News