Sierad Tak Keluarkan Belanja Modal Baru

Reporter: Handoyo | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Perusahaan peternakan terintegrasi PT Sierad Produce Tbk. mulai menikmati hasil ekspansi usaha tahun sebelumnya. Di tahun ini, emiten berkode saham SIPD ini hanya akan menggenjot produksi seluruh bidang usahanya, mulai dari peternakan komersial (comercial farm), pembibitan ternak (breeding farm), pakan ternak, hingga daging olahan.

Eko P Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk mengungkapkan, tahun ini perusahaan tidak mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) baru. "Kami hanya menyelesaikan ekspansi lama. Kini tinggal menyelesaikan dua commercial farm saja," ujar Eko belum lama ini.

Menurutnya, tahun ini Sierad Produce manargetkan produksi breeding farm sebanyak 150 juta ekor, atau naik 25% dibanding tahun lalu yang mencapai 120 juta ekor. Untuk pakan ternak, tahun ini perusahaan menargetkan produksi sebanyak 600.000 ton, naik 50% dibanding tahun lalu yang sebanyak 400.000 ton.

Untuk comercial farm, tahun ini perusahaan menargetkan produksi 14 juta ekor ayam. Selama ini pengembangan comercial farm SIPD kebanyakan dilakukan dengan cara bermitra dengan peternak setempat. Jumlah kandang commercial farm yang dimiliki perusahaan saat ini mencapai 28 unit yang tersebar di beberapa wilayah antara lain di Sukabumi, Jawa Barat, dan di Jawa Timur.

Sekedar mengingatkan, tahun lalu, SIPD menggelontorkan belanja modal Rp 340 miliar. Belanja modal ini antara lain digunakan untuk membangun dua breeding farm  yakni breeding farm 4 dan 5 di Lebak, Banten sebesar Rp 155 miliar. Tak hanya itu, SIPD juga membangun  lima commercial farm baru di Jawa Barat, menambah lini produksi PT Belfoods Indonesia dan menambah freezer.

Untuk memproduksi daging olahan, pada tahun ini perusahan menargetkan produksi sekitar 12.000 ton, naik dua kali lipat dari produksi daging olahan tahun 2013 yang sekitar 6.000 ton. Peningkatan produksi yang signifikan ini merupakan hasil ekspansi usaha yang dilakukan SIPD pada tahun lalu.

Seperti diketahui, setelah mengakuisisi saham PT Belfoods Indonesia sebesar Rp 59,68 miliar, Sierad Procude terus mengembangkan bisnis makanan olahan khususnya daging ayam. Eko bilang, produksi makanan olahan yang diproduksi bervariasi mulai dari chicken nugget hingga bakso dan sosis.

Eko mengakui, perusahaan akan lebih banyak mengenjot produksi dari industri pengolahan daging. Alasannya, industri pengolahan daging lebih prospektif lantaran harga jualnya relatif stabil bila dibandingkan dengan industri ayam di sektor hulu.

Tengok saja, harga bibit ayam potong atau DOC (Day Old Chicken) terus berfluktuasi dengan cepat. Pada pertengahan tahun lalu harga DOC sempat menyentuh Rp 6.000 per ekor. Tapi kini, harga DOC anjlok di bawah Rp 4.000 per ekor.

Selain itu, harga pakan yang terus naik mengakibatkan persaingan antar pengusaha menjadi bertambah berat.  Apalagi sebagian bahan baku pakan harus impor. Nah, dengan depresiasi rupiah seperti saat ini, beban biaya yang dikeluarkan untuk produksi pakan bertambah besar.

Selain dijual ke pasaran,  selama ini produksi pakan ternak Sierad Produce juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal. Tapi, dengan kapasitas produksi terpakai atawa utilisasi saat ini sekitar 30%-40%, pakan ternak yang dihasilkan lebih banyak dipakai untuk kebutuhan internal perusahaan. Catatan saja, kapasitas terpasang pabrik pakan Sierad Produce saat ini bisa mencapai 800.000 ton per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News