Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah emiten jasa tambang menerapkan target kinerja operasional yang beragam pada tahun 2024.
PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara membidik peningkatan kinerja operasional di kisaran 4% hingga 5% year on year (YoY) untuk tahun ini.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis menjelaskan, peningkatan target produksi ini mengikuti rencana produksi dari klien Pamapersada. Pihaknya pun bakal berfokus pada kontrak-kontrak eksisting pada tahun ini.
Baca Juga: Harga Komoditas Landai, Emiten Tetap Kejar Produksi
"Tidak ada kontrak baru, penambahan produksi berasal dari kontrak yang sudah ada," kata Sara kepada Kontan, Selasa (13/2).
Sara melanjutkan, demi mendukung rencana bisnis tahun ini, alokasi belanja modal untuk Pamapersada mencapai Rp 18 triliun untuk penggantian maupun rekondisi alat berat yang sudah usang.
Kontan mencatat, hingga tutup tahun 2023 kinerja produksi oleh Pamapersada diestimasikan sebesar 130 juta ton untuk batubara dan 1,1 miliar bank cubic meter (bcm) untuk pemindahan lapisan penutup atau overburden removal.
Sementara itu, PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengantisipasi tingginya curah hujan yang berpotensi mempengaruhi kinerja operasional pada tahun ini.
"Kinerja operasional dapat terdampak curah hujan yang tinggi yang mungkin dapat menghambat berjalannya operasional keuangan," kata Head Investor & Public Relations RMKE Julius Caesar Samosir kepada Kontan, Selasa (13/2).
Meski demikian, Julius belum bisa merinci lebih jauh soal target kinerja pada tahun ini. Yang terang, faktor lain yang bakal mempengaruhi kinerja yakni pergerakan harga komoditas batubara.
Menurutnya, penurunan harga batubara berpotensi memberikan dampak pada kinerja keuangan. RMKE ditahun ini. Meski demikian, dalam dua tahun terakhir pergerakan harga batubara dinilai cenderung stabil.
Selain itu, pergerakan harga batubara juga terdorong aspek keamanan energi di mana peran batubara masih diperlukan.
"Selain itu, margin laba RMKE masih dikontribusi oleh segmen jasa yang lebih stabil terhadap harga batubara," sambung Julius.
Baca Juga: Meski Sektor Basic Materials Masih Tertinggal, Saham-Saham Ini Masih Bisa Dilirik
Sebagai gambaran, hingga periode Desember 2023, RMKE telah memuat 962 tongkang dengan total volume 7,6 juta MT batubara, atau cenderung stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu walau operasional sempat terhenti sementara karena pembenahan operasional untuk memenuhi administrasi yang direkomendasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak awal September 2023.
Selain itu, kinerja operasional muatan tongkang dan volume penjualan batubara telah mencapai target tahun 2023 masing-masing sebesar 70% dan 84,5%. Pencapaian ini disebut masih belum optimal karena beberapa kendala operasional yang dihadapi RMKE sejak September 2023.
Dalam pemberitaan Kontan, Corporate Secretary PT Samindo Resources Tbk (MYOH) Ahmad Zaki Natsir mengatakan, pihaknya menetapkan target OB removal sebesar 30,7 juta bcm dan produksi batubara sebesar 5,4 juta ton.
"Untuk target ini kebijakan dari klien, klien punya banyak pertimbangan dalam menentukan volume produksi. Untuk target kontrak baru, kita sebagai kontraktor tentu selalu menargetkan kontrak baru," kata Zaki.
Zaki menjelaskan, pada tahun 2023 lalu pihaknya membidik volume OB removal sebesar 31 juta bcm dan produksi batubara sebesar 6,4 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News