Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) membuktikan keseriusannya masuk ke bisnis biodiesel. Setelah menyelesaikan pabrik biodiesel pertamanya, kini perusahaan itu tengah membangun pabrik biodiesel kedua.
Pabrik biodiesel yang pertama berada di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 300.000 ton per tahun. Adapun pabrik biodiesel yang sedang dalam proses pembangunan berada di Marunda, Jakarta dengan kapasitas yang sama.
"Pelaksanaan mandat campuran bahan bakar nabati 20% dalam bahan bakar minyak subsidi atau B20 seperti target pemerintah untuk tahun ini akan memberikan dukungan terhadap industri kelapa sawit nasional secara jangka panjang," ujar Jimmy Pramono, Wakil Direktur Utama sekaligus Sekretaris Perusahaan SMART Kamis (2/6).
Sebagai informasi, SMART telah mengikat kontrak pengadaan biodiesel untuk PT Pertamina selama periode Mei 2016-Oktober 2016 demi mendukung B20. SMART akan memasok biodiesel sebanyak 58.231 kiloliter (kl).
Saat ini, SMART mengoperasikan 16 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 4,2 juta ton per tahun, empat pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 480.000 ton per tahun, empat pabrik rafinasi dengan kapasitas 2,9 juta ton per tahun, serta pabrik oleokimia dengan kapasitas 240.000 ton per tahun.
Untuk keperluan ekspansi pembangunan pabrik baru tahun ini, SMART menganggarkan belanja modal sebesar kurang lebih Rp 916 miliar. Untuk pasokan bahan baku kelapa sawit, SMART saat ini memiliki area tertanam seluas 139.100 hektare (ha), terdiri dari 107.800 ha area inti dan 31.300 ha area plasma. Dari area tertanam tersebut, 137.600 ha sudah menghasilkan dan sisanya belum menghasilkan.
Selama kuartal I-2016, SMART memanen 586.000 ton tandan buah segar (TBS) atau lebih rendah 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena dampak El Nino. Namun tingkat ekstraksi naik, sehingga perusahaan mampu memproduksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) masing-masing sebanyak 146.000 ton dan 36.000 ton selama periode tersebut.
Rapor kinerja SMART selama kuartal I-2016 cukup baik. Penjualan bersih perusahaan itu naik 5% menjadi Rp 7,95 triliun, meskipun harga CPO di periode itu melemah. Pertumbuhan penjualan ini disebabkan oleh volume penjualan yang meningkat. SMART juga membukukan laba bersih Rp 462 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News