Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara soal kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi yang menggema akhir-akhir ini.
Arifin menjelaskan, saat ini harga minyak dunia terus mengalami tren kenaikan. Untuk itu masyarakat diharapkan dapat menghemat konsumsi energi.
"Harga minyak dunia masih US$ 100 (per barel), beban pemerintah untuk subsidi tinggi. Ini kita himbau masyarakat untuk hemat energi," kata Arifin ketika ditanyai soal rencana penyesuaian harga BBM Subsidi, Kamis (1/9).
Arifin melanjutkan, Indonesia kini menghadapi tantangan kebutuhan energi jangka panjang. Untuk itu, pemanfaatan sumber energi non fosil diharapkan bisa dilakukan.
Baca Juga: Pengumuman! Pemerintah Mulai Salurkan BLT BBM
Sebelumnya, sinyal penyesuaian harga BBM Subsidi terus menguat. Konsumsi yang kian meningkat dan tekanan pada APBN jadi salah satu pertimbangan pemerintah mengevaluasi harga BBM Subsidi.
Kontan mencatat, harga jual Pertalite saat ini yang berada dipatok sebesar Rp 7.650 per liter, sudah jauh dari harga keekonomian.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, harga keekonomian Pertalite saat ini sudah mencapai mencapai Rp 17.200 per liter.
Arifin mengungkapkan, kondisi tersebut memberikan tekanan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: Mulai 1 September, Harga BBM Pertamina dan Shell Kompak Turun
Arifin menjelaskan, saat ini pemerintah harus mengimpor BBM dengan besaran sekitar 600.000 hingga 700.000 barel per hari. Dengan harga minyak yang rerata ada di level US$ 100 per barel maka ada beban pengeluaran mencapai sekitar US$ 65 juta setiap harinya.
Menurutnya, saat ini gap antara harga jual dan harga keekonomian BBM Subsidi cukup tinggi. Adapun harga jual Solar Subsidi kini di level Rp 5.450 per liter. Sementara harga keekonomiannya mencapai Rp 17.600 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News