Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) menyebutkan rencana merger antara ISAT dengan PT Hutchison 3 Indonesia masih dalam tahapan awal atau baru tahap nota kesepahaman (MoU) yang tidak mengikat. Sehingga masih terlalu dini untuk menilai dampak merger tersebut ke bisnis ISAT.
“Saat ini tahapan MoU tersebut masih sangat awal, sehingga masih sangat awal juga untuk menilai dampaknya ke bisnis dan operasi ISAT. Namun, bisnis ISAT saat ini masih berjalan seperti biasa, tidak ada dampak terhadap operasional, finansial maupun bisnis lainnya,” ujar Chief Financial Officer (CFO) ISAT, Eyas Naif Assaf dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (12/1).
Eyas melanjutkan, pihaknya pasti akan menyampaikan informasi terbaru jika ada perkembangan lebih lanjut dari merger yang terjadi ini.
Baca Juga: Indosat fokus mendorong layanan digital hingga ke pelosok
Senada, Direktur Operasional ISAT, Vikram Sinha menyampaikan, jenis kerjasama yang tidak mengikat ini dinilai sangat baik bagi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.
"Ini sangat baik bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi di Indonesia. Saat ini manajemen fokus pada pertumbuhan dan strategi yang sudah disiapkan dari 3 tahun sebelumnya,” ujar Vikram.
Sebagai informasi, pemegang saham pengendali ISAT yakni Ooredoo Q.P.S.C, asal Qatar dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) sudah melakukan pertemuan terkait rencana merger.
Keduanya telah menandatangani MoU yang tidak mengikat secara hukum.
MoU itu sehubungan dengan rencana potensi transaksi untuk mengombinasikan dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni, Indosat dan Tri. MoU ini menjadi sinyal arah merger bisa saja dipilih, dengan masa eksklusivitas MoU tersebut berlaku hingga 30 April 2021.
Selanjutnya: Indosat (ISAT) dan Tri Indonesia bakal merger, fundamental akan meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News