Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
AKARTA. PT Sona Topas Tourism Industry Tbk terus memperbesar bisnis di sektor ritel. Perusahaan berkode saham SONA ini akan mengandalkan penjualan toko bebas bea alias duty free shop (DFS) untuk meraup keuntungan.
Perusahaan milik keluarga Tahir ini berencana membuka dua toko bebas bea baru di Bali dan Medan. Tepatnya, di Bandara Ngurah Rai yang baru saja diperluas dan Bandara Kuala Namu, Medan.
Freddy Soejandy, Direktur Keuangan Sona Topas menjelaskan, di Bandar Udara (Bandara) Ngurah Rai, pihaknya akan membuka duty free shop seluas 1.700 meter persegi (m²). Sedangkan di Bandara Kuala Namu, luas toko sekitar 350 m². "Kami menyiapkan dana Rp 110 miliar untuk membuka dua toko baru itu," ujarnya, Kamis (13/6). Perinciannya, lanjut dia, Rp 100 miliar untuk membuka toko di Ngurah Rai, dan Rp 10 miliar di Kuala Namu.
Hingga kini, SONA telah memiliki sembilan toko bebas bea yang terletak di Jakarta dan Bali. Lima toko berada di Bandara Ngurah Rai, satu gerai di Bali Galleria di Downtown Bali, dan tiga gerai ada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Dengan penambahan dua gerai lagi, jumlah duty free SONA akan menjadi 11 gerai. Ekspansi ini sekaligus membuat pasar duty free SONA meluas hingga ke Sumatera.
Selanjutnya, kata Freddy, SONA akan ikut tender pembukaan toko bebas bea baru di Terminal II, Bandara Juanda, Surabaya. "Tender di Bandara Juanda baru dilakukan akhir Juli 2013," tuturnya. Selain itu, SONA juga membidik Balikpapan sebagai target lokasi toko berikutnya.
Asal tahu saja, penjualan DFS menjadi sumber fulus SONA. Mengutip laporan keuangan perusahaan ini di kuartal I-2013, penjualan DFS menyumbang 97,34% terhadap pendapatan usaha SONA.
Dari total penjualan usaha Sona Topas yang sebesar Rp 250,37 miliar, penjualan DFS mencapai Rp 249,73 miliar. Nah, adanya tambahan gerai duty free shop baru diharapkan ikut menambah pundi-pundi SONA.
Freddy memasang target, hingga pengujung 2013, SONA bisa meraup penjualan usaha sebesar Rp 1 triliun. Angka ini meningkat sekitar 16,72% dari penjualan tahun lalu yang sebesar Rp 856,72 miliar.
Seiring adanya peningkatan penjualan, perusahaan biro perjalanan wisata ini memproyeksikan, laba bersih tahun ini bakal meningkat 9,9% menjadi Rp 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News