kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SPBU swasta jadi andalan Pertamina


Minggu, 02 Februari 2014 / 17:33 WIB
SPBU swasta jadi andalan Pertamina
ILUSTRASI. Buka Kemnaker.go.id untuk cek subsidi gaji atau BSU 2022.


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Pertamina Retail kini juga mengandalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum milik swasta atau yang dikenal dengan Dealer Operation Dealer Owner (DODO). Anak usaha Pertamina (Persero) yang khusus mengelola SPBU ini ingin memperkuat daya saing menghadapi persaingan SPBU milik asing, seperti Shell, Total, dan Petronas.

M. Ivan Asmara, Sekretaris Perusahaan Pertamina Retail mengungkapkan, SPBU milik Pertamina yang beroperasi saat ini berjumlah 5.200 stasiun, dimana dari jumlah tersebut sebagian besar dikelola oleh swasta/ DODO. Stasiun yang dikelola Pertamina Retail sendiri yaitu atau Company Owned Company Operated (COCO) beroperasi hanya 100 unit dari jumlah tersebut.

"Tahun 2014 ini, Pertamina akan bangun lebih dari 30 SPBU COCO, dan DODO pasti juga akan bangun lebih banyak," kata Ivan, Kamis (30/1). Dia bilang, target keseluruhan ada 5.500 SPBU di seluruh Indonesia. Pembangunan COCO akan difokuskan di luar Jawa sebab biayanya lebih murah.

Ia menambahkan, keberadaan SPBU DODO ini justru sangat membantu agar SPBU Pertamina semakin eksis di negeri sendiri. Stasiun COCO dan DODO dapat dibedakan dengan dua angka didepannya, jika COCO dimulai dengan seri 31, sedangkan DODO/ swasta ditandai dengan seri 34. Namun, ia enggan menyebutkan nilai investasi yang disiapkan untuk membangun 30 SPBU tersebut.

"Kalau urusan anggaran investasi memang sudah disiapkan, tapi sekali lagi susah untuk menyebutkan karena di setiap lokasi berbeda. Kami akan buka banyak di luar Jawa, seperti di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan, karena tanah cenderung lebih murah dari di Jawa, " katanya.

Untuk satu SPBU yang seluas 2.000 m2 di Jawa. harga tanah per meter mencapai Rp 4 juta untuk bangunannya saja, belum termasuk pembebasan lahan. Untuk SPBU khusus motor yang seluas 700 m2 per meternya Rp 3 juta untuk bangunannya. "Tahun 2013 lalu, belanja modal untuk membuat SPBU saja Rp 150 miliar, kalau tahun ini tentu bertambah," kata dia.

Selain dari anggaran belanja modal, Pertamina Retail menggunakan skema pinjaman kredit dan partnership. Kebanyakan partnership karena lebih cepat selesai.

Selain itu, Ivan juga bilang untuk menghadapi persaingan SPBU asing, Pertamina membuat strategi agar lebih memanjakan pelanggan. Khusus untuk yang membeli BBM non bersubsidi jenis Pertamax, Pertamina DEX, mereka tidak perlu mengantri. "Untuk pengguna BBM non subsidi akan ada fasilitas red-carpet. Selain itu kami juga adakan promo seperti beli oli Pertamina 3 liter gratis oli 1 liter. Serta convinient store, Bright, " kata dia,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×