Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Kendati kinerja keuangannya masih belum cerah, namun perusahaan transportasi PT Steady Safe (SAFE) Tbk yakin bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12%-15% pada tahun 2014. Salah satu pendorongnya, tahun depan perusahaan akan memasok 36 unit bus untuk Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
Direktur Utama PT Steady Safe Tbk John Pieter mengatakan, mulai tahun depan, perusahaan akan mulai masuk ke bisnis APTB. "Bisnis APTB akan mendatangkan pendapatan yang cukup besar," ujarnya, Jumat (13/12).
John menambahkan, pada tahap pertama, perusahaan berkode emiten SAFE akan menyediakan APTB untuk tiga trayek takni Depok - Grogol, Depok - Tanah Abang, dan Kampung Melayu - Tangerang. Ketiga trayek ini akan beroperasi Januari 2014.
Catatan saja, berdasarkan keputusan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, masing-masing trayek harus memiliki 12 unit armada. Sehingga, setidaknya SAFE harus menyiapkan 36 unit kendaraan untuk tiga trayek APTB tersebut. "Dana yang disiapkan untuk tiga trayek tersebut sekitar Rp 30 miliar," ungkap John.
Setelah tiga trayek APTB tersebut beroperasi, tiga bulan kemudian SAFE akan menambah sekitar tujuh hingga delapan trayek APTB baru. Sayangnya, John masih enggan merinci berapa investasi yang digelontorkan untuk pengadaan APTB tahap berikutnya.
John juga masih enggan membeberkan rencana bisnis dan total belanja modal tahun depan. Seperti diketahui, saat ini Steady Safe masih menjalankan bisnis penyedia angkutan umum. Salah satunya, SAFE telah menyediakan 60 unit Trans Jakarta.
Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, Steady Safe membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 15,22 miliar, melorot 32,17% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah ini, kontribusi terbesar berasal dari Trans Jakarta, yakni sebesar Rp 15,16 miliar. Sedangkan sisanya dikontribusi dari kendaraan bis sebesar Rp 56,06 juta.
Hingga September 2013, SAFE menanggung rugi bersih Rp 17,42 miliar, membengkak dari periode yang sama 2012 dimana kerugian bersihnya sebesar Rp 3,28 miliar. Sebab, SAFE harus menanggung kerugian aset Rp 19,87 miliar akibat pelepasan aset berupa 87 unit bus non operasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News