Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) optimis terhadap prospek bisnis baja di dalam negeri pada 2025. Secara konservatif, perseroan menargetkan dapat mencatatkan pertumbuhan volume penjualan dan laba sekitar 10%—20%.
Corporate Secretary and Investor Relation ISSP Johannes Edward mengatakan, prospek industri baja tahun ini akan dipengaruhi oleh dinamika kondisi geopolitik maupun ekonomi global dan nasional. Suku bunga acuan yang mulai memasuki tren menurun tentu dapat menjadi katalis positif bagi kelangsungan bisnis ISSP.
Baca Juga: Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Maksimalkan Penjualan di Sisa 2024
Dari sisi global, China masih menghadapi masalah kelebihan pasokan baja, sehingga mereka berpotensi kembali menggencarkan ekspor ke berbagai negara lain, termasuk Indonesia. Risikonya, Indonesia bisa dibanjiri produk baja impor dari China.
“Hal ini juga bisa memengaruhi dinamika harga baja global,” tutur dia, Rabu (29/1).
Indonesia sendiri berada di posisi 14 sebagai produsen baja dengan kapasitas produksi sekitar 17 juta ton per tahun. Hal ini jadi modal berharga bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan baja di dalam negeri.
Baca Juga: Harga Baja Masih Loyo, Begini Prospek Kinerja Emitennya di Tahun 2025
Bagi ISSP, permintaan baja pipa banyak yang berasal dari sektor infrastruktur, pertambangan, dan energi. Selain itu, keberadaan proyek tiga juta rumah juga akan berdampak pada permintaan baja ISSP untuk pembuatan pagar, plafon, kanopi, hingga sambungan gas.
ISSP juga melirik penjualan baja ke sektor kendaraan listrik. Saat ini, perusahaan tersebut telah masuk ke segmen tersebut dengan menjual produk baja ke pabrikan kendaraan listrik non-China.
“Kendaraan listrik China masih banyak yang berbentuk CBU (completely built up), mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat dilakukan produksi lokal dengan mengedepankan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri),” pungkas dia.
Selanjutnya: Wall Street Dibuka Datar Rabu (29/1), Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Terjadi Februari 2025, Robert Kiyosaki Sebut Aset Ini bakal Meledak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News