kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi AUTO setelah bikin kongsi


Senin, 16 April 2018 / 11:15 WIB
Strategi AUTO setelah bikin kongsi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama mengumumkan rencana mendirikan perusahaan patungan (joint venture (JV), PT Astra Otoparts Tbk sudah mencari peluang lain. Bagian dari Grup Astra tersebut menilai, pendirian perusahaan patungan sejalan dengan tren ekspansi perusahaan otomotif global.

Astra Otoparts yakin, strateginya mampu mendukung rencana meningkatkan kinerja di masa mendatang. "Kami sebagai produsen komponen tentu harus bisa menyiapkan bila eranya sudah tiba, tapi untuk saat ini kami belum bisa ekspos apapun," kata Hamdhani Dzulkarnaen Salim, Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat (13/4).

Sebelumnya, pada 27 Maret 2018 Astra Otoparts mendirikan perusahaan patungan melalui dua anak usaha yaitu, PT Velasto Indonesia dan PT Ardendi Jaya Sentosa. Keduanya bermitra dengan PT Kiat Inovasi Indonesia lalu mendirikan perusahaan patungan bernama PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) dan PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD).

Nilai transaksi pembentukan dua perusahaan patungan ini mencapai Rp 300 miliar. Nanti, KMWI memproduksi alat mekanis multiguna pedesaan (AMMDes) dengan basis operasional di Klaten, Jawa Tengah. AMMDes berfungsi dalam sektor pertanian.

Sambil mengawal peluang perusahaan patungan baru, Astra Otoparts mengembangkan komponen baru. Rencana itu mengikuti aksi produsen kendaraan yang melakukan facelift. Misalnya, facelift pada mobil Toyota Vios dan Yaris. "Tidak untuk meningkatkan kapasitas produksi tapi untuk efisiensi produksi," terang Baskoro Santoso, Head Treasury and Investor Relations Department PT Astra Otoparts Tbk.

Harga bahan baku

Supaya rencana bisnis 2018 berjalan mulus, Astra Otoparts menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar-Rp 800 miliar. Sumber dananya berasal dari kas internal.

Sepanjang tahun ini, Astra Otoparts memprediksi masih ada peluang pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih. Kecuali, ada tantangan bisnis di luar kemampuan mereka. Salah satunya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Tantangan bisnis lain yakni kenaikan harga bahan baku. "Harga bahan baku dari awal Januari sampai akhir Desember 2017 terus naik, misalnya harga besi naik 25%, aluminium ingot bahkan naik 38%," ungkap Hamdhani.

Makanya, sejak tahun lalu, Astra Otoparts berupaya menerapkan strategi efisiensi produksi. Tujuan perusahaan berkode saham AUTO di Bursa Efek Indonesia itu adalah meminimalisasi beban.

Adapun tahun ini, Astra Otoparts juga berencana memperluas negara tujuan ekspor. Negara baru tersebut akan melengkapi daftar negara yang sudah mereka rambah, seperti Filipina dan Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×