Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Perusahaan penyedia jasa survei PT Sucofindo mengandalkan proyek pemerintah untuk mengejar target pendapatan di 2013. Pasalnya, tahun ini, bisnis pelanggan dari sektor swasta menurun seiring pelambatan ekonomi Indonesia.
Direktur Komersial III Sucofindo Sufrin Hannan bilang, lesunya kondisi ekonomi membuat kegiatan pebisnis ikut melambat yang membuat pendapatan jasa menurun. Padahal, tahun ini, Sucofindo mematok target pendapatan Rp 2 triliun, tumbuh sekitar 20% ketimbang tahun lalu. "Kami tetap usahakan agar target ini tercapai meski agak berat dengan kondisi saat ini," katanya Selasa (24/9). Hingga Agustus 2013, Sucofindo berhasil meraup pendapatan Rp 1 triliun.
Sucofindo masih optimistis target pendapatan tahun ini bakal tercapai. Sebab, berdasarkan tren, pada kuartal IV akan ada lonjakan permintaan inspeksi dari pemerintah. "Beberapa pekerjaan pemerintah sudah mulai kami kerjakan, seperti verifikasi untuk produk kehutanan," ujar Sufrin.
Namun, tak bisa dipungkiri, ekonomi lesu berpotensi membuat target pendapatan Sucofindo meleset. Sufrin mencontohkan, untuk inspeksi di sektor mineral dan gas, semula perusahaan mematok kontribusi pendapatan dari sektor ini sekitar Rp 650 miliar tahun ini. Tapi, karena harga komoditas melorot, kontribusi dari inspeksi di sektor ini hanya sekitar Rp 600 miliar.
Penurunan permintaan jasa terutama terjadi pada pelanggan perusahaan tambang skala menengah dan kecil yang mengurangi volume produksi dan menunda operasi. Dari klien sektor ini, penurunan permintaan jasa mencapai 5%. "Secara keseluruhan masih lebih baik dari tahun lalu karena perusahaan besar masih beroperasi," ujar Sufrin.
Agar laba tak ikut susut, Sucofindo melakukan efisiensi. Tahun ini, Sucofindo menargetkan laba Rp 150 miliar. Hingga Agustus 2013, perusahaan telah meraup laba bersih Rp 50 miliar.
Sementara itu, terkait rencana merger Sucofindo dengan PT Surveyor Indonesia, Direktur Utama Sucofindo Fahmi Sadiq bilang, prosesnya sudah sekitar 80% - 90%. "Kami harap RUPSLB bisa dilakukan tahun ini, sehingga tahun depan kami sudah mulai jalan (merger)," katanya.
Langkah merger ini dilakukan untuk menghadapi ASEAN Economic Community pada 2015. Saat itu, surveyor asing bakal leluasa masuk ke Indonesia. Strategi ini juga dilakukan untuk memperlebar sayap bisnis perusahaan ke luar negeri. Sucofindo kini tengah menjajaki pasar Thailand, India, dan China. Sebelumnya, perusahaan itu telah bekerjasama dengan surveyor di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News