Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pemerintah saat ini mulai membuka pintu impor daging sapi dari banyak negara selain Australia. Kesempatan tersebut ternyata tidak disia-siakan oleh negara-negara yang memiliki pasokan sapi. Salah satunya adalah Sudan dan Meksiko yang menawarkan daging sapi dengan harga miring.
Belum lama ini, Duta Besar Sudan untuk Indonesia menemui Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk menawarkan kerjasama dalam perdagangan daging sapi. Sudan berani membanting harga daging sapi beku sebesar Rp 60.000 per kilogram (kg) sampai ke Indonesia.
"Dubesnya bilang, Sudan sudah bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), tapi berdasarkan data dari kita masih belum sepenuhnya bebas," ujar Amran, Kamis (15/10).
Amran mengatakan, saat ini Sudah memiliki stok sapi cukup banyak. Ada 70 juta ekor sapi yang dipelihara setiap tahunnya. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari jumlah di Indonesia yang sekitar 14 juta ekor per tahun.
Kendati belum memutuskan apakah akan menerima tawaran dari Sudan, Kemtan saat ini masih fokus impor daging beku dari New Zealand yang sudah dinyatakan bebas PMK. "Sudan masih belum bebas PMK seluruhnya, meskipun sudah ada sertifikatnya," terangnya.
Namun Amran mengakui, ada zona-zona tertentu di Sudah yang sudah bebas PMK, nah itu bisa menjadi alternatif bagi pemerintah bila nantinya ingin membeli sapi dari Sudan. Apalagi saat ada perubahan peraturan soal impor sapi dari sebelumnya berbasis negara kini berbasis zona. Dengan demikian, memungkinkan bagi Indonesia untuk impor dari negara-negara seperti India dan Sudan.
Selain Sudan, Amran juga mengatakan Meksiko telah menawarkan daging sapi beku dengan harga miring yakni lebih murah 34% dari harga di Indonesia. Bila saat ini, rata-rata harga sapi di Tanah Air Rp 100.000 per kg, maka harga daging beku dari Meksiko sekitar Rp 64.000 per kg sampai di Indonesia.
Kendati begitu, Kemtan masih memilih fokus impor daging dari New Zealand. Sementara untuk Sudah dan Meksiko masih sebatas penjajakan. Kerjasama dengan Meksiko ini akan dilakukan secara bisnis dengan bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News