Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Progres pendanaan pembangunan proyek jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring paket Timur akhirnya rampung. Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah meneken perjanjian paket pembiayaan atau financial closing dengan PT Palapa Timur Telematika (PTT), selaku pemenang proyek Palapa Ring Paket Timur.
Total paket pembiayaan dari proyek tersebut sebesar Rp 5,13 triliun. Rinciannya sekitar 80% berasal dari kredit perbankan dan sisanya dari modal pemenang tender. "Proyek ini sudah direncanakan sejak 12 tahun lalu dan akhirnya bisa terlaksana sekarang," ucap Menteri Kominfo Rudiantara, Rabu (29/3).
Pemberi pinjaman dari proyek ini adalah sindikasi perbankan yang dipimpin Bank BNI, dengan anggota Bank ICBC Indonesia, Bank Papua, Bank Malukumalut dan Bank Sulselbar, yakni sebesar Rp 4,1 triliun. "Kami sudah meneken kredit dengan BNI dan sindikasi pada 27 Maret 2017," kata Leon Kakisina, Direktur Utama PT Palapa Timur Telematika.
Adapun konsorsium PT Palapa Timur Telematika terdiri dari PT Mora Telekomunikasi Indonesia yang menggenggam porsi saham 70% di konsorsium. Lantas ada PT Inti Bangun Sejahtera Tbk menggenggam 28% dan sisanya PT Smart Telecom.
Sejauh ini, Palapa Timur Telematika sudah mengakuisisi beberapa lahan untuk penempatan kabel dari laut (beach manhole). Selain itu perusahaan ini juga sudah mensurvei titik mana saja yang bisa ditempatkan kabel laut (submarine).
Yang jelas, jaringan paket Timur ini bakal mengular sepanjang 8.454 km. Komposisinya adalah 4.227 km (50%) kabel fiber optik laut (submarine cable), 3.804,3 km (45%) kabel fiber optik darat (land cable) dan 422,7 km (5%) berbentuk microwave links.
Untuk pengerjaan kabel serat optik tersebut, Palapa Timur Telematika akan memakai sekitar 67% dari total belanja modal atau sekitar Rp 3,43 triliun untuk memasang kabel optik bawah laut dan kabel optik darat.
Sayang, Leon tidak mau menyebut identitas dari perusahaan yang mengadakan kabel optik tersebut. Yang jelas, pengadaan kabel serat optik darat 100% dari perusahaan lokal.
Sedangkan khusus untuk kabel optik bawah laut, komponen lokal sekitar 30%. "Untuk submarine cable dipegang sekitar empat pihak. Semuanya masih tahap finalisasi," tambah Leon.
Leon berharap, setelah proses pendanaan kelar, proyek ini sudah bisa beroperasi di kuartal III tahun depan.
Sambil menunggu Paket Timur mulai berjalan, Rudiantara menyebutkan, pengerjaan proyek Palapa Ring Paket Barat sudah berjalan hingga 60% pada saat ini. Adapun untuk paket Tengah sendiri sudah antara10%-12%. "Tidak ada alasan proyek ini tidak jalan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News