Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Rencana PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengembangkan kota mandiri baru di Bogor dan Bandung akan terwujud tidak lama lagi. Perusahaan sudah menyiapkan sumber pendanaan yang berasal dari obligasi berkelanjutan tahap I dan sukuk ijarah berkelanjutan tahap I senilai total Rp 600 miliar, yang ditawarkan kepada investor Desember 2013.
Dari prospektus ringkasnya, Summarecon Agung berencana menggunakan 70% perolehan dana obligasi untuk pengembangan proyek di Bandung, Bogor, Bekasi, dan Serpong. Sedangkan 30% sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan maupun entitas anak.
Menurut Presiden Direktur Summarecon Agung, Johanes Mardjuki, proyek anyar di Bandung dan Bogor mendapat alokasi dana paling besar. "Saat ini pembebasan lahannya sudah selesai, sehingga penjualan sudah bisa dimulai tahun depan," terangnya ketika dihubungi KONTAN, Rabu (4/12). Sayangnya dia belum bersedia memaparkan proyek apa yang akan dipasarkan lebih dulu.
Sekedar mengingatkan, Summarecon Agung masuk ke Bogor dengan cara mengakuisisi dua anak usaha Colliman Limited, yakni 40,8% saham PT Kencana Jayaproperti Agung (KPA) senilai Rp 125,72 miliar dan 40,8% saham PT Kencana Jayaproperti Mulia (KPM) senilai Rp 159,07 miliar. Kini Summarecon Agung menguasai lahan seluas 250 hektare (ha) di Bogor.
Sedangkan lahan di Bandung, dengan luas 200 ha, dibeli oleh Summaarecon Agung dari pemilik sebelumnya.
Di samping itu, Summarecon Agung juga masih punya landbank di kota mandiri Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi, masing-masing seluas 480 ha dan 580 ha. Johanes bilang, tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan memperluas landbank di Serpong dan Bekasi. Namun dia tidak menyebut target yang spesifik.
Johanes mengaku belum rampung menyusun anggaran belanja modal di 2014. Pastinya, Summarecon akan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II dan sukuk ijarah berkelanjutan tahap II senilai total Rp 1,4 triliun untuk menutup belanja modal. "Yang tahap II akan diterbitkan setelah pemilu 2014 supaya bunganya tidak terlalu mahal. Saya berharap bunganya bisa single digit," ungkap Johanes. Sebagai perbandingan, obligasi berkelanjutan tahap I Summarecon Agung memberi bunga 10,85% per tahun.
Johanes bilang perusahaannya sudah mengantisipasi penurunan siklus properti di 2014. Salah satu strateginya adalah memperkuat basis pendapatan berulang.
Saat ini Summarecon Agung sedang membangun Harris Hotel Bekasi dan Pop Hotel Kelapa Gading yang dijadwalkan rampung di 2014, serta Movenpick Hotel di Bali yang ditargetkan selesai di 2015. Apabila ketiga hotel sudah beroperasi, porsi pendapatan berulang yang saat ini 24% bisa terdongkrak 30%.
Namun untuk target pendapatan penjualan di 2014 nanti, Summarecon mematok hasil yang sama dengan 2013 yang sebesar Rp 4 triliun. Selain faktor pemiulu juga soal dampak aturan loan to value dari Bank Indonesia. "Pasti ada penyesuaian," katanya.
Rupanya Johanes sangsi target pendapatan penjualan 2013 sebesar Rp 4 triliun tercapai. Ia memprediksi cuma Rp 3,3 triliun lantaran ada proyek apartemen di Kelapa Gading yang tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News