Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Jalanan macet tak memudarkan kilau kawasan Segitiga Emas Jakarta di mata para pengembang properti. Lokasi strategis cukup menjadi jaminan atas proyek yang mereka bangun.
Makanya, mereka tak ragu menambah pasokan proyek di pusat Ibu Kota meski harus merogoh kocek triliunan rupiah.
Kawasan segitiga emas sejatinya bukan wilayah administratif di Jakarta. Namun, potensi bisnis yang menggiurkan di jantung kota ini menjadikannya menyandang sebutan itu.
Adapun segitiga emas merujuk pada area yang berada di sepanjang Jalan Gatot Soebroto, Jalan Sudirman dan Jalan H. R. Rasuna Said, Jakarta.
Tak cukup satu, pengembang properti tercatat mengembangkan beberapa proyek di segitiga emas. Contohnya Grup Rajawali yang akan membangun Rajawali Place di Jalan H. R Rasuna Said pada tahun ini. Sebelumnya, mereka membangun Capital Place di Jalan Gatot Subroto.
Rajawali Place merupakan proyek terpadu berisi hunian, perkantoran dan hotel senilai US$ 600 juta. Nilai investasi Rajawali Place lebih tinggi ketimbang Capital Place yang sebesar US$ 500 juta.
Penggarap Capital Place adalah PT Mahkota Prima Properti, perusahaan patungan Grup Rajawali dengan GIC Pte Ltd.
"Kami mengincar market yang berbeda dan kami mengedepankan kualitas jadi kami merasa cukup confident," kata Laura Ratih, General Manager PT Mahkota Prima Properti kepada KONTAN, Selasa (27/9).
PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, juga tak ragu mengucurkan duit jumbo untuk superblok Mangkuluhur City di dekat bundaran Semanggi.
Mereka menggandeng KG Global demi merealisasikan proyek Rp 6 triliun itu. Sebelum Mangkuluhur City, Tommy Soeharto punya Gayanti Gayanti City dengan investasi Rp 1,1 triliun.
Pemain lain, Sinarmas Land memilih sedikit ke selatan. Perusahaan itu membenamkan Rp 1,5 triliun untuk The Element di kawasan Epicentrum. Mitra bisnis mereka adalah Hyundai Engineering & Construction.
Gelontoran duit bergepok-gepok tadi tentu bukan investasi cuma-cuma. Mangkuluhur City tak sabar membanderol harga perkantoran hingga US$ 5.000 per m² sedangkan apartemen hingga US$ 6.000 per m² tahun depan.
Sementara Sinarmas Land mematok apartemen The Element di kisaran Rp 40 juta per m².
Dua kondominium Grup Bakrie di Epicentrum juga harus ditebus dengan harga puluhan juta. Harga jual The Masterpiece Rp 45 juta per m² sedangkan harga The Empyreal Rp 41 juta per m².
Kalau butuh sewa, Mahkota Prima menyodorkan opsi itu. Ongkos sewa kantor Capital Place saat ini Rp 450.000 per m².
Mahkota Prima mengaku bisnis perkantoran tahun ini lesu sehingga tak semua ruang Capital Place terisi. Namun, manajemen perusahaan itu tak mau dibilang susah memasarkan kantor di wilayah segitiga emas yang padat.
Dus, mereka pede menargetkan akhir tahun depan tingkat okupansi Capital Place bakal 100%.
Sinarmas Land juga tak kalah yakin. "Element berada di wilayah yang premium, kami percaya bahwa pasar properti akan selalu menarik," tutur Panji Himawan, Head of Corporate Communication Sinar Mas Land.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News