kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Swasembada kedelai 2020 dirasa sulit tercapai


Senin, 04 September 2017 / 10:16 WIB
Swasembada kedelai 2020 dirasa sulit tercapai


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menilai target Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk swasembada kedelai pada 2020 sulit tercapai. Pasalnya, banyak petani yang enggan menanam kedelai lantaran keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan tanaman komoditas pertanian lainnya.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan setiap satu hektare lahan yang ditanami kedelai hanya dapat menghasilkan kurang dari Rp 12 juta per tahun. Sementara untuk tanaman jagung dan padi nilainya bisa mencapai Rp 15 juta lebih setiap hektare dan bisa panen lebih dari satu kali dalam setahun. "Jadi kalau pemerintah ingin swasembada, maka harus pemerintah sendiri yang mengerjakan penanaman kedelai," ujarnya, akhir pekan lalu.

Saat ini, ketersediaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan industri tergolong terbatas. Aip bilang, kebutuhan kedelai nasional sebanyak 2,7 juta ton setiap tahunnya. Dan baru sekitar 700.000 ton dari produksi lokal yang digunakan untuk kebutuhan industri minuman berbahan kedelai.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×