kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun 2018 peluang bagi fintech menjadi unicorn


Selasa, 02 Januari 2018 / 16:06 WIB
Tahun 2018 peluang bagi fintech menjadi unicorn


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 bakal menjadi babak baru bagi startup Indonesia. Semakin matangnya para pelaku usaha rintisan dan semakin selektifnya investor, membuka peluang lahirnya unicorn baru di 2018.

Apalagi pemerintah menargetkan terdapat lima unicorn asal Indonesia hingga 2019. Salah satu investor startup, Associate Director Skystar Capital William Eka menyatakan, ada kemungkinan target pemerintah ini tercapai.

"Sentimen dari investor terutama dari China masih positif dan potensi pasar masih besar. Tahun 2018 yaitu tahun politik mungkin ada kendala karena investor masih menunggu dan melihat," ungkap William kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Menurut William startup di sektor fintech, logistic, commerce masih ada potensi untuk menghasilkan startup unicorn dalam jangka waktu dekat ini.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh Pengamat Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Heru Sutadi. Bakal calon Unicorn ini bukanlah pemain baru melainkan pelaku yang sudah hadir sejak tiga tahunan lalu setidaknya.

"Kalau tidak dari ecommerce akan datang dari fintech. Sebab ada beberapa fintech yang masih bersaing dan merangkak naik dan begitu juga e-commerce,” ungkap Heru.

Berbeda dengan William, Heru masih melihat bahwa regulasi yang ada belum bersahabat bagi iklim startup. Belum lagi dengan inovasi teknologi baru yang cenderung konservatif.

"Roadmap e-commerce juga seolah berhenti pada tataran konsep, dan tentunya e-leadership masih diperlukan untuk mengetahui akan dibawa ke mana inovasi ekonomi digital Indonesia ini," terang Heru.

Heru juga menilai Indonesia masih belum siap menjadi negara tujuan investasi. Heru melihat belum ada program dan perhatian nyata dari pemerintah bagi startup.

Meskipun demikian, Heru sudah menghitung tiket.com dan Bukalapak sebagai unicorn. Asal tahu saja, CEO Bukalapak  Achmad Zaky pernah menyampaikan bahwa perusahaannya sudah memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar, sehingga dapat dikategorikan ke kelompok unicorn.

Sedangkan Co-Founder dan CCO Tiket.com Mikhael Gaery Udarsa tidak banyak berkomentar soal nilai valuasi perusahaan Online Travel Agent (OTA) ini, apalagi Tiket.com baru saja diakuisisi oleh PT Global Digital Prima (GDP) melalui Blibli.com. "Yang penting perusahaan kami pertumbuhannya bagus, target tepat. Tahun 2018 pertumbuhannya harus 100%," ungkap Gaery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×