kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Tantangan bagi industri makanan dan minuman di tahun ini


Senin, 14 Januari 2019 / 16:47 WIB
Tantangan bagi industri makanan dan minuman di tahun ini


Reporter: Lita Febriani | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman (Mamin) tahun diperkirakan akan tumbuh stagnan sama dengan tahun lalu. Pengaruh dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menjadikan pendorong utama faktor pertumbuhan beberapa tahun kebelakang.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman mengatakan selain dollar AS, persoalan Upah Minumum Provinsi (UMP) juga berpengaruh terhadap pertumbuhan industri Mamin tahun ini. "Ada kenaikan UMP," terang Adhi kepada Kontan.co.id, Senin (14/1).

Selain itu, kenaikan BBM subsidi yang direncanakan pemerintah menurut Gapmmi akan mempengaruhi industri Mamin. Padahal, transportasi pendistribusian barang menggunakan BBM subsidi.

"Ini kalau BBM subsidi dikurangi atau dihapus tentunya berpengruh terhadap penjualan logisitik kan. Berarti apakah ini logistik atau transportasi atau distribusi akan naik atau tidak inikan menunggu dari sektor transportasi," tambah Adhi.

Adhi memperkirakan, industri makanan dan minuman di tahun politik ini akan mengalami pertumbuhan sekitar 8% sampai 9% atau stagnan. Produk minuman, snack dan biskuit nantinya akan mendominasi saat kampanye.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×