Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan pasar data center di Indonesia tumbuh pesat. Terlebih industri ini merupakan salah satu platform digital yang digadang-gadang potensinya akan terus berkembang seiring dengan pesatnya digitalisasi di banyak sektor untuk kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia.
VP Corporate Communication PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Pujo Pramono mengatakan, bisnis data center menjadi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan ekonomi digital, e-commerce yang diproyeksikan akan terus berekspansi.
“Kami meyakini kebutuhan data center akan terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini menjadi peluang besar bagi Telkom untuk menjadi pemain dominan di market. Untuk itu Telkom terus membangun competitive advantage untuk bersaing di bisnis digital platform,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (28/2).
Pujo menambahkan, data center sangat diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan masa mendatang, seperti kehadiran 5G, teknologi edge blockchain dan kebutuhan masa depan lainnya.
Saat ini, Telkom memiliki total 27 data center yang saling terhubung baik di dalam maupun luar negeri, termasuk yang berskala besar yakni Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang.
Data center milik TLKM yang dikelola oleh Telkom sigma untuk pasar dalam negeri, diklaim telah sustain secara bisnis dengan memiliki lebih dari 40% market share industri data center di Indonesia.
Dalam bisnis data center, emiten telekomunikasi tersebut memiliki tiga aspek penting yakni seamless, connectivity, dan eyeball.
Baca Juga: Prospeknya Menarik, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Telkom Indonesia (TLKM)
Seamless terhubung dengan seluruh data center milik TelkomGroup termasuk juga ke edge data center. Lalu aspek connectivity merupakan Hyperscale Data Center yang terhubung dengan infrastruktur backbone broadband TelkomGroup.
Terakhir, akses kepada pelanggan TelkomGroup (eyeball) termasuk 173,5 juta pelanggan Telkomsel dan 8,47 juta pelanggan IndiHome yang merupakan pengguna bisnis digital.
Nah, guna mendukung pengembangan bisnis data center di tahun ini, TLKM tengah menyiapkan milestone atau rancangan manajemen proyek untuk unlock value bisnis data center.
“Kami tengah mengkaji opsi terbaik demi value creation yang optimal agar nantinya dapat memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan ekosistem digital,” ungkap Pujo.
Sebagai informasi, pada akhir 2021 Telkom telah menyelesaikan tahap 1 pembangunan HyperScale Data Center Cikarang. Hyperscale Data Center tersebut memiliki luas 65.000 meter persegi dengan total kapasitas mencapai 10.000 rack, yang memiliki kapasitas daya listrik hingga 75 MW.
Pada awal 2022, Telkom melakukan penyertaan modal dalam bentuk cash dan non-cash berupa aset (inbreng) tanah, bangunan, dan perangkat Hyperscale Data Center (HDC) ke anak usahanya PT Sigma Tata Sadaya senilai Rp 2,1 triliun.
Sementara itu, terkait bisnis data center TLKM di pasar luar negeri, data center Telkom Group dikelola oleh Telin sebagai anak perusahaan Telkom yang bergerak di bisnis internasional.
Pujo bilang, saat ini terdapat lima data center TLKM yang ada di luar negeri yang berlokasi di Singapura, Hong Kong dan Timor Leste.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News