Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski terlambat dua pekan dibandingkan televisi berbayar (pay TV) lain, akhirnya TELKOMVision berhasil memperoleh hak siar Barclays Premiere League (BPL) atau Liga Inggris. Konon, harga yang mereka bayar tak jauh berbeda dengan harga yang dibayar oleh MNC Sky Vision, pemilik Indovision.
TELKOMVision cukup beruntung lantaran tetap bisa mendapatkan siaran Liga Inggris secara keseluruhan. "Kami mendapatkan 100% pertandingan," terang Presiden Direktur TELKOMVision Rahadi Arsyad, Senin (7/9).
Kabarnya, penayangan Liga Inggris di TELKOMVision terlambat karena negosiasi antara TELKOMVision dan ESPN Star Sport (ESS) selaku pemegang hak distribusi BPL sangat alot. "Masing-masing bersikukuh dengan harga yang dikehendaki, namun akhirnya harga disepakati sekitar US$ 5 jutaan," ujar sumber KONTAN yang mengetahui transaksi tersebut.
Yang jelas, kini TELKOMVision bersama Indovision menjadi pay TV di Indonesia yang berhak menayangkan 370 siaran Liga Inggris bagi para pelanggannya.
Tak mau kalah bersaing dengan TELKOMVision, MNC Sky Vision buru-buru membagi hak siar Liga Inggris kepada televisi berbayar lainnya, yakni TopTV, yang masih satu grup dengan mereka. Entah kebetulan atau tidak, siaran perdana Liga Inggris di TopTV digelar berbarengan dengan siaran BPL di TELKOMVision, yakni tanggal 29 Agustus lalu.
Kendati demikian, Hening Tjiptadi, Chief Operation Officer MNC Sky Vision membantah kabar bahwa TopTV menayangkan Liga Inggris lantaran alasan persaingan konten. "Bahkan kami turut menyesalkan pencabutan siaran ESS dari sebuah pay TV," kata Hening.
Perkataan Hening ini merujuk kepada dihentikannya siaran ESS di Aora TV sejak awal Agustus lalu. "Perjanjian untuk penyediaan saluran-saluran ESS telah berakhir. Aora TV memilih untuk tidak memperbaharui perjanjian, dan dengan sangat menyesal layanan tersebut kami hentikan," ujar Andrew Marshall Senior VP, Legal & Business Affairs, ESPN STAR Sports.
Meski memiliki target agresif untuk menambah 150.000 pelanggan Indovision menjadi 750.000 pelanggan dalam tiga bulan ke depan, Hening menampik tudingan bahwa penanyangan siaran Liga Inggris di TopTV bertujuan untuk menjaring pelanggan Aora TV. "Pasar masih sangat luas, kami tidak perlu fokus pada pelanggan dari stasiun lain," ujarnya.
Tak terlalu berlebihan jika manajemen MNC tampak percaya diri. Apalagi, mereka juga telah berhasil menggenggam hak siar Liga Champion musim 2009/2010.
Toh, TELKOMVision tak gentar. "Selain Liga Inggris, kami juga punya hak siar Liga Italia seri A," tandas Rahadi. Dengan modal siaran tersebut, tahun ini, TELKOMVision menargetkan bisa meningkatkan pelanggannya dari 235.000 menjadi 350.000.
Sengitnya persaingan mendapatkan hak siar Liga Inggris ini telah berlangsung sejak pertengahan Mei lalu dan telah melewati beberapa babak perebutan. Awalnya Aora TV dan TELKOMVision yang paling semangat mengajukan penawaran. Namun belakangan, Aora TV menghentikan minatnya, dan bahkan siaran ESS justru menghilang dari pay TV pemegang hak siar Liga Inggris 2008/2009 itu.
Akhirnya, tinggal tersisa TELKOMVision, yang kemudian dibayangi Indovision yang mengajukan penawaran di detik-detik akhir penayangan Liga Inggris yang mulai berlangsung 16 Agustus lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News