Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) menjamin ketersediaan beras untuk awal tahun 2013. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan, cadangan beras dalam negeri diperkuat oleh stok beras impor sebanyak 700.000 ton.
Impor beras tersebut berasal dari Vietnam sebesar 600.000 ton dan India sebesar 100.000 ton. Dari total impor, jumlah yang sudah terealisasi mencapai 300.000 ton. "Kami (Perum Bulog) mendapatkan jatah impor 1 juta ton, tetapi tidak semua kami pakai," ujar Sutarto, Selasa (4/12).
Mengenai penyerapan beras petani. Sutarto bilang, sampai November 2012 sudah mencapai 3,58 juta ton, atau hampir dua kali lipat dibandingkan serapan tahun 2010 dan 2011. Angka tersebut hanya kalah dibanding serapan beras tahun 2009 yang mencapai 3,6 juta ton. "Stok beras Bulog pada awal Desember ini mencapai 2,2 juta ton," jelas Sutarto.
Dengan penyerapan beras Desember, maka stok awal Desember sebesar 2,2 juta ton akan berkurang menjadi 1,75 juta ton. Namun, jumlah tersebut bisa ditambah dari panen dari dalam negeri dan tambahan impor beras yang belum terealisasi.
Sutarto memproyeksikan, stok beras nasional awal tahun 2013 bisa mencapai2,3 juta ton sampai dengan 2,4 juta ton. "Bulog bertugas menjaga harga, makanya kami butuh stok yang cukup untuk pengadaan dalam negeri," kata Sutarto.
Terkait dengan laba Perum Bulog, Sutarto optimistis mampu mencapai target keuntungan komersial tahun ini sebesar Rp 500 miliar - Rp 600 miliar. Meski bisa memenuhi target keuntungan komersial, Perum Bulog belum bisa memenuhi target keuntungan public service obligation (PSO).
Perlu diketahui, target keuntungan Bulog tahun ini lebih rendah dari perolehan keuntungan tahun lalu sebesar Rp 936 miliar. "Sebab stok Perum Bulog lebih banyak dari biasanya, sehingga butuh biaya tambahan," kata Sutarto.
Biasanya, stok beras Perum Bulog hanya 1 juta ton. Sutarto bilang, penambahan stok Perum Bulog dilakukan untuk mengantisipasi mundurnya musim tanam tahun 2013 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News