kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan beban penjualan, laba bersih Baramulti turun 5,72% di semester I-2018


Jumat, 24 Agustus 2018 / 18:39 WIB
Tertekan beban penjualan, laba bersih Baramulti turun 5,72% di semester I-2018
ILUSTRASI. RUPS Baramulti Suksessarana


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Baramulti Suksessarana Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar US$ 198,86 juta pada semester I-2018. Jumlah ini naik 4,82% ketimbang penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 189,70 juta.

Seiring dengan bertumbuhnya penjualan, beban pokok penjualan juga meningkat 12,32% menjadi US$ 118,80 juta, pada semester I-2017 beban pokok penjualan emiten berkode saham BSSR ini hanya US$ 105,76 juta.

Salah satu beban pokok penjualan disebabkan adanya peningkatan biaya pengupasan tanah sebesar 29,53% menjadi US$ 39,17 juta di semester I-2018. Pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya US$ 30,24 juta. Selain itu, biaya pengangkutan juga meningkat menjadi US$ 20,21 juta ketimbang tahun sebelumnya US$ 17,84 juta.

Direktur Baramulti Suksessarana, Eric Rahardja mengatakan pada tahun ini perusahaan melakukan strategi untuk fokus pada eksplorasi dan penambahan strip ratio. “Sehingga ada tambahan biaya overburden removal yang cukup besar dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya pada Kontan.co.id, Jumat (24/8).

Laba bruto BSSR menurun 4,62% dari US$ 83,93 juta pada semester 1 2017 menjadi US$ 80,05 juta pada semester I-2018. Alhasil laba periode berjalan yang dapat siatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 39,65 juta atau turun 5,72% ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 42,06 juta.

Menurut Eric, pemberlakuan domestic market obligation (DMO) tidak mempengaruhi kinerja perusahaan lantaran BSSR dan entitas anak selalu memenuhi ketentuan presentase DMO dari tahun-tahun sebelumnya. “Penjualan domestik baik ke PLN dan industri lainnya sudah mencapai lebih dari 30% di semester I-2018,” ungkap Eric.

Pada 2018, BSSR menargetkan produksi 11,5 juta ton batubara. Sampai Juli 2018, sudah terealisasi sekitar 5,6 juta ton batubara. “Semester 2 2018 harga cenderung turun dan perusaahaan harus tetap siap untuk bisa memproduksi dengan biaya yg kompetitif agar tetap sustain,” tutur Eric.

Eric menyampaikan salah satu kendala bisnis pada semeser I dipengaruhi adanya masalah curah hujan tinggi yang menyebabkan produksi banyak terkendala. ”Semoga bisa lebih baik untuk catch up di semester II ini untuk memenuhi target sampai akhir tahun,” harapnya.

Sementara pada semester II-2018, BSSR tengah fokus dalam kegiatan eksplorasi entitas anak PT Antang Gunung Meratus untuk menambah cadangan batubara dan pembangunan infrastruktur tambahan guna meningkatkan kapasitas handling batubara di tambang dan pelabuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×