Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kini lagi konsentrasi menggarap bisnis beras dan sawit. Untuk itu, perusahaan melakukan sejumlah akuisisi dan membentuk perusahaan patungan.
Menurut Yulianni Liyuwardi, Corporate Secretary AISA, lewat anak usahanya, AISA telah mengakuisisi saham sebuah perusahaan pengolahan beras, 18 Mei lalu. "Saat ini akuisisi masih dalam proses finalisasi," katanya.
Karena itu, Yuliani belum bisa mengungkap detil perusahaan itu. Namu demikian, menurutnya, perusahaan itu memiliki lahan sawah yang luas di Sragen, Jawa Tengah. AISA akan memakai lahan itu untuk membangun pabrik beras baru. Dus, perusahaan yang juga berbisnis manufaktur makanan ini berharap akuisisi selesai beberapa bulan lagi.
Tahun ini, perseroan memang akan membangun dua pabrik beras baru di Sragen, Jawa Tengah dan Cikarang, Jawa Barat. Kedua pabrik tersebut dirancang mempunyai kapasitas produksi masing-masing 120.000 ton per tahun. Investasi untuk membangun kedua pabrik itu mencapai US$ 26 juta. Dananya diambil dari hasil penawaran umum terbatas III.
Yulianni mengatakan, hingga lima tahun ke depan, Tiga Pilar ingin memiliki 18 pabrik pengolahan beras. Sebab, lima tahun lagi Tiga Pilar ingin menguasai 5% pangsa pasar beras di Indonesia.
Saat ini Tiga Pilar baru memiliki dua pabrik, yakni PT Jatisari Srirejeki di Cikampek, dan PT Indo Beras Unggul di Cikarang. Kedua pabrik ini memiliki kapasitas produksi 240.000 ton per tahun. Dengan rencana penambahan dua pabrik baru di tahun ini, tentu kapasitas produksi akan berlipat dua menjadi 480.000 ton per tahun.
Tiga Pilar juga telah memperoleh izin lokasi area konsesi seluas 5.000 ha di Kalimantan Barat. Lahan itu sebelumnya milik PT Jatisari Sri Rejeki yang telah diakuisisi AISA.
AISA akan menyiapkan lahan tersebut untuk area persawahan. "Itu upaya perusahaan untuk masuk ke dalam industri pertanian," katanya. Maklum, saat ini Tiga Pilar masih fokus dalam industri pengolahan beras.
Garap bisnis sawit juga
Tak hanya beras, AISA juga akan menggenjot bisnis sawit. Ia telah menggandeng Bunge Agribusiness dan membentuk perusahaan patungan bernama PT Bumi Raya Investindo pada Oktober 2011 lalu.
Dengan dana sebesar Rp 300 miliar untuk membesarkan kebuh sawit, sekondan ini menargetkan memiliki lahan sawit tertanam seluas 45.000 ha di 2015. Saat ini, mereka sudah mempunyai lahan sawit seluas 12.000 ha dan akan akan menambah seluas 8.000 ha di tahun ini. Diharapkan, hingga di akhir tahun ini sudah menanam sawit di kebun seluas 20.000 ha.
Tak hanya membuka kebun, AISA dan Bunge juga berencana membangun pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30 ton tandan buah segar per jam.
AISA sendiri menargerkan total penjualan sebesar Rp 3 triliun. Di antaranya, Rp 1,5 triliun berasal dari bisnis food manufacturing, Rp 1,4 triliun dari bisnis beras, dan Rp 0,1 triliun dari bisnis sawit. Tahun lalu, perseroan membukukan penjualan Rp 1,75 triliun. Sementara untuk laba bersih tahun ini, perseroan menargetkan Rp 200 miliar, naik 33,38% dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News