kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tigaraksa tambah dua prinsipal baru


Sabtu, 29 September 2012 / 09:33 WIB
Tigaraksa tambah dua prinsipal baru


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk telah menggandeng PT Multi Bintang Indonesia Niaga dalam distribusi produk bir di Bali. Selain itu, emiten berkode saham TGKA ini pekan depan juga akan menandatangani kesepakatan kerjasama dengan prinsipal baru dari luar negeri yang memproduksi alat-alat peralatan rumah tangga atau household.

Siannie Widjaja, Presiden Direktur Tigaraksa mengatakan, kerjasama distribusi dengan Multi Bintang sudah dilakukan sejak Juli lalu. Dalam kesepakatan itu, Tigaraksa akan mendistribusikan produk Bir Bintang, Heineken, dan Green Sands, khusus untuk pemasaran di Bali. "Saat ini ada 12 prinsipal yang dimiliki Tigaraksa," ungkap Siannie kepada KONTAN, di ruang kerjanya, Kamis (27/9).

Karena hanya melayani distribusi penjualan di wilayah Bali, menurut Siannie, kontribusi pendapatan dari pemasaran produk Multi Bintang tidak akan terlalu besar. Tanpa mengatakan nilai pastinya, diperkirakan kontribusi pendapatan dari penjualan Multi Bintang tidak akan menyentuh angka 2% dari total pendapatan TGKA di tahun ini.

Oleh karena itu, ke depan Tigaraksa akan berupaya meningkatkan kerjasama dengan Multi Bintang untuk distribusi produk ke kota lain seperti Jakarta, Balikpapan, dan Batam. "Kami harus membuktikan dulu bahwa kami distributor yang bagus," katanya.

Bali, menurut Siannie, adalah pasar terbesar Bir Bintang, disusul Jakarta. Sedangkan kota lain dibidik adalah yang banyak dihuni ekspatriat.

Masih double digit

Sampai semester I-2012, Tigaraksa telah membukukan penjualan sebesar Rp 3,57 triliun dengan laba bersih
Rp 58,26 miliar. Dibandingkan periode sama 2011, penjualan meningkat 13,52% dan laba bersih tumbuh 6,3% dari tahun lalu yang sebesar Rp 54,76 miliar. Pendapatan dari distribusi produk Grup Danone (termasuk Sari Husada) paling besar menopang pendapatan Tigaraksa.

Hingga akhir 2012, Tigaraksa menargetkan pendapatan sebesar Rp 7,8 triliun dan laba bersih Rp 123,5 miliar. Siannie memperkirakan, tren penjualan pada semester II-2012 akan meningkat.

Dia optimistis, pertumbuhan bisnis TGKA masih double digit sampai akhir tahun  ini. "Mungkin sedikit di bawah tetapi secara keseluruhan masih cukup baik untuk pendapatan. Untuk target profit, kami yakin masih bisa terlewati," ungkap Siannie.

Menurut Siannie, krisis ekonomi global mulai terasa karena melemahnya sektor pertambangan dan perkebunan, serta tren harga komoditas yang turun. Dia menyebut, hal itu membuat daya beli masyarakat di wilayah penghasil pertambangan dan perkebunan seperti di Kalimantan dan Sumatera, menurun.

Untuk itu, Tigaraksa akan melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan penjualan, salah satunya dengan penguatan pasar. "Walau sales turun, tak boleh dikurangi aktivitas membangun pasar, tetap harus gencar," katanya.

Budy Purnawanto, Direktur Tigaraksa, menambahkan, sebelum adanya tren penurunan harga komoditas, daya beli masyarakat di daerah pertambangan dan perkebunan memang menurun meski tidak terlalu signifikan. Namun, saat harga bagus, "Mereka akan belanja apa saja sehingga penjualan naik," katanya.

Selain terus memperkuat pasar, tahun depan, perusahaan ini juga berniat terus mengembangan principal dan channel distribusi baru. Tigaraksa juga berharap, pembangunan refilling center atau pusat pengisian ulang gas LPG di Surabaya, Jawa Timur, milik anak usaha PT Blue Gas Indonesia (BGI) sudah selesai pada kuartal I-2013, sehingga bisa menambah pendapatan perusahaan ini.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×