kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Timah (TINS) Genjot Penambangan Darat dan Laut untuk Jaga Kinerja Tahun Ini


Senin, 08 Mei 2023 / 20:48 WIB
Timah (TINS) Genjot Penambangan Darat dan Laut untuk Jaga Kinerja Tahun Ini
ILUSTRASI. Smelter Unit Metalurgi PT Timah Tbk (TINS) di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) tetap fokus untuk menjaga kinerja pada tahun ini. Sebelumnya, kinerja kuartal I 2023 TINS tercatat mengalami penurunan sebagai imbas kinerja operasional yang belum optimal dan fluktuasi harga jual komoditas.

Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar mengungkapkan, pihaknya belum akan mengubah target untuk tahun ini.

"Perusahaan tetap fokus menjalankan rencana yang telah ditetapkan di dalam RKAP 2023 di antaranya optimalisasi penambangan di darat dan laut," kata Abdullah kepada Kontan, Senin (8/5).

Abdullah menambahkan, pihaknya juga bakal meningkatkan kegiatan konservasi sisa hasil pengolahan melalui pengamanan aset serta pembukaan tambang yang baru.

Baca Juga: Multipolar (MLPL) Berhasil Cetak Laba Rp 29,37 Miliar pada Kuartal I-2023

Kontan mencatat, TINS menargetkan peningkatan produksi bijih timah mencapai 35% pada tahun ini. Sebagai gambaran, produksi bijih timah sepanjang tahun 2022 mencapai sekitar 20.000 ton.

Selain itu, untuk tahun ini TINS memproyeksikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) di kisaran US$ 25.000 hingga US$ 30.000 per metrik ton.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Fina Eliani mengungkapkan, fluktuasi harga komoditas terjadi sepanjang kuartal I-2023. Bahkan, harga komoditas cenderung menunjukkan penurunan.

"Pemulihan ekonomi global di akhir kuartal I 2023 masih menghadapi sejumlah tantangan. Dari sisi permintaan logam timah diperkirakan akan pulih dan terus berlanjut di triwulan ke dua tahun 2023 seiring dengan penguatan fundamental," kata Fina dalam siaran pers, Selasa (2/5).

Fina melanjutkan, pada kuartal I 2023, TINS membukukan produksi bijih timah sebesar 4.139 ton. Jumlah ini turun 8% year on year (YoY) di mana pada kuartal I-2022, produksi mencapai 4.508 ton.

Sementara itu, produksi logam TINS turun 18% YoY dari 4.820 ton menjadi 3.970 ton pada kuartal I-2023.

Seiring penurunan produksi, penjualan logam timah juga mengalami penurunan sebesar 26% YoY dari 5.703 ton pada kuartal I-2022 menjadi 4.246 ton pada kuartal I-2023.

Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) Catatkan Pendapatan Rp 262 Miliar di Kuartal I

Sementara itu, ekspor timah TINS pada kuartal I 2023 mencapai 93% dari total penjualan dengan 6 negara tujuan ekspor yakni Korea Selatan sebesar 17%, Belanda 14%, Jepang 13%, Taiwan 9%, Amerika Serikat 8% dan Italia 7%.

Selain  penurunan harga jual, penurunan harga pokok pendapatan juga berimbas pada kinerja keuangan perusahaan di kuartal I-2023.

"Penurunan harga jual rata-rata logam timah sebesar 39% dari US$ 43.667 per metrik ton di kuartal I 2022 menjadi US$ 26.573 per metrik ton di kuartal I-2023," terang Fina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×